Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Arizal Kasta Miran, 30 tahun, jadi salah satu dari empat WNI yang berhasil dibebaskan jeratan kelompok teroris Abu Sayyaf. Menurut Arizal bukan hal mudah untuk bebas Abu Sayyaf .
ADVERTISEMENT
Butuh waktu selama 427 hari sampai akhirnya Arizal dan ketiga rekannya bebas dari penyanderaan Abu Sayyaf.
Arizal menyebut, kisah penyanderaan bermula pada 15 Januari 2020. Saat itu, Arizal dan beberapa rekan nelayan hendak menyudahi penangkapan ikan di kawasan perairan Sabah, Malaysia.
Tak diketahui dari arah mana, Arizal menyebut kapalnya langsung dikepung oleh sejumlah personel Abu Sayyaf.
"Pada saat itu 15 januari 2020 kemarin tepat jam 7 malam pada saat itu kami mau tarik pukat, mau gulung sudah itu pukat ikan. Tiba-tiba sekelompok Abu Sayyaf naik ke kapal kami pak. Jadi kami semua pada berhamburan pada lari semua ke mana-mana dan disuruh jangan lari terus kami dikumpulkan di depan semua," ujar Arizal kepada wartawan, Senin (5/4).
"Yang dari abu sayyafnya yang naik kapal ada lima orang, yang dua orang di boat mereka semua ada 7 orang," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selesai mengumpulkan para ABK, Arizal menyebut para sandera langsung diarahkan ke bagian depan kapal. Kapal lalu dibawa menuju wilayah Sulu di Filipina.
"Terus kami dikumpulin di depan kapal terus jam 8 malam kami dibawa ke pulau setangkai daerah Sulu. Tiba di sana jam 3 subuh," ucap Arizal.
Setahun lebih disandera, jelang mereka dibebaskan, Arizal mengaku mendengar percakapan para personel Abu Sayyaf. Percakapan itu berisi informasi bahwa seluruh sandera akan dipindahkan menuju pulau Tawi-tawi yang masih di wilayah Filipina.
Beruntung bagi mereka, di tengah perjalanan menuju pulau Tawi-tawi, kapal yang mereka tumpangi terbalik karena hantaman ombak. Arizal dan beberapa sandera lainnya pun memanfaatkan momen itu untuk kabur dengan cara berenang ke arah pulau terdekat.
ADVERTISEMENT
"Saya dan rekan saya Riswanto dan Dahlan ambil haluan menuju ke pulau, di situ ada pulau dekat situ, berenang kami dari jam 9 sampai jam 4 sore dan jam 5 sore baru ada pertolongan," ungkap Arizal.
Sebelum akhirnya diselamatkan oleh otoritas Filipina, Arizal mengaku selama menjadi sandera hidupnya jelas jauh dari kata layak.
"Yang jelas sih kesehariannya sengsara di sana, kadang kita enggak makan dua hari tiga hari enggak makan. Takut kena bom atau apa, emang sengsara betul lah kehidupan di sana. Kehidupan enggak kejamin, takut kenapa kenapa kita di sana," kata Arizal.
Saat ini Arizal bersama tiga WNI lain Arsad Bin Dahlan, (41), Andi Riswanto (26), dan Khairuldin Bin Yai Kii (15) yang seluruhnya merupakan warga Kabupaten Wakatobi, sudah kembali ke keluarga masing-masing.
ADVERTISEMENT
Upacara serah terima Arizal dan kawan-kawan dilakukan di kantor Kemlu, Senin (5/4/2021). Menlu Retno Marsudi yang memimpin upacara serah terima berharap penculikan WNI di belahan dunia mana pun tak lagi terulang.