Cerita Pendaki saat Gunung Raung Erupsi: Dihujani Abu Gelap, Suara Mirip Ledakan

26 Desember 2024 17:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Raung Erupsi pada Selasa (24/12/2024). Foto: Dok. Mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Raung Erupsi pada Selasa (24/12/2024). Foto: Dok. Mili.id
ADVERTISEMENT
Gunung Raung di Jawa Timur erupsi setinggi 2.000 meter pada Selasa (24/12) sekitar pukul 09.30 WIB. Momen erupsi itu disaksikan langsung oleh para pendaki, salah satunya adalah Dimas Galang.
ADVERTISEMENT
Galang tak menyangka dalam hidupnya melihat letusan Gunung Raung persis di depan matanya. Ia terpaksa mengurungkan niatnya mendaki hingga puncak dan segera berlari turun.
Mulanya, Galang dan dua rekannya, memulai pendakian Gunung Raung pada Selasa (24/12) pagi sekitar pukul 08.00 WIB via basecamp Sumber Wringin, Bondowoso.
"Saat itu kami rombongan ada 3 orang. Dari basecamp ke Pondok Motor kami naik pick up dan tiba sekitar pukul 09.10 WIB," kata Galang kepada kumparan, Kamis (26/12).
Perjalanan kaki pun dimulai. Galang dan kawan-kawannya treking menuju pos dua. Namun, mereka memutuskan tidak berhenti di pos dua dan lanjut menuju pos tiga.
"Menuju pos tiga cuaca seperti mendung sebagian di sisi depan. Tapi di bagian atas cerah lalu kami memutuskan istirahat, berhenti sejenak di trek," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Galang merasa seperti diguyur hujan. Salah satu temannya menyadari bahwa bukan turun air melainkan abu.
"Lalu kami melihat ke atas ternyata sudah ada awan gelap yang ternyata itu adalah erupsi," ungkapnya.
Pukul 10.00 WIB, suasana mulai mencekam. Mereka melihat awan abu gelap mulai meninggi. Terdengar juga suara gemuruh seperti ledakan.
"Kami bertiga inisiatif untuk langsung turun karena itu berbahaya," ujarnya.
Salah satu teman Galang panik dan berlari kencang turun untuk menyelamatkan diri. Galang dan satu temannya lagi langsung mengejar temannya tersebut. Selama perjalanan mereka diselimuti hujan abu.
"Pas di jalur turun kami melihat beberapa ojek naik ke atas untuk evakuasi pendaki yang berada di atas kami," jelasnya.
"Selama turun, hujan abu semakin banyak dan kami memakai buff atau masker biar tidak terhirup, dentuman masih beberapa kali terdengar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sampailah mereka di Pondok Motor sekitar pukul 16.00 WIB. Lalu, mereka dijemput oleh ojek motor untuk kembali ke basecamp Sumber Wringin sekitar pukul 17.00 WIB.
Mereka bersama 29 pendaki lainnya kemudian dievakuasi dan dilakukan pendataan.
"Di basecamp sekitar jam 5 dan di cek kesehatan oleh dinkes setempat," katanya.