Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Pengungsi soal Kondisi Wanita dan Anak-Anak Rohingya
16 September 2017 15:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya yang tinggal di Rakhine State, Myanmar membuat mereka lebih memilih untuk meninggalkan tanah kelahirannya dan mengungsi ke negara lain. Salah satunya adalah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Di tengah aksi bela Rohingya yang digelar di Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka, Sabtu (16/9), ada seorang pengungsi asal Myanmar yang menceritakan pengalamannya lolos dari pembantaian.
Karimullah sudah menetap selama 7 tahun di Indonesia. Ia bersama anak perempuannya menjadi salah satu korban atau pengungsi yang terpaksa keluar dari desanya di wilayah Rakhine State.
"Dulu warga (Rohingya) ada sekitar 3 juta. Saat ini hanya tersisa kurang dari 7 ribu. Dari 7 ribu mereka yang mengungsi ke Bangladesh ada 4 ribu orang," kata Karimullah, Sabtu (16/9).
"Pemerintah Myanmar ingin membersihkan Rakhine State, menghapus kebijakan (etnis Rohingya menjadi warga negara)," ujarnya.
Karimullah pun menceritakan tentang keadaan para wanita dan anak-anak disana. "Mereka menderita hari demi hari mereka. Lebih dari 1 ribu orang anak-anak menderita setiap hari. (Mereka) butuh air bersih dan lainnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pengungsi Rohingya telah dipaksa untuk berlindung di kamp-kamp pengungsi yang kumuh. Para pengungsi juga terpaksa lari ke Bangladesh mencari tempat pengungsian dan mencoba mencari kehidupan layak. Sampai akhirnya pemerintah Indonesia menemui pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan Jenderal Militer Min Aung Hlaing untuk mencari jalan keluar soal krisis etnis Rohingya.
Karimullah kemudian meminta seluruh pihak untuk melindungi etnis Rohingya. Termasuk masyarakat Indonesia yang selama ini dianggap punya empati yang besar terhadap krisis di Myanmar itu.
"Jika Anda mau melindungi manusia, Anda harus melindungi mereka atau mereka mati," pungkasnya.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) lalu mengadakan aksi solidaritas bela Rohingya 169 di Jalan Medan Merdeka Barat, tepat di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha. Sejumlah tokoh agama dan politisi ikut hadir dalam kesempatan ini menyuarakan hal yang sama: setop kekerasan yang ada di Rakhine State.
ADVERTISEMENT