Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Cerita Penjual Ketupat di Pasar Cipete: Sepi, Belum Bisa Mudik
30 Maret 2025 17:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kedua tangan Susik (50 tahun) begitu cekatan menganyam daun kelapa muda untuk membungkus ketupat. Satu per satu ketupat yang sudah teranyam kemudian disusun jadi 10 dan diikatnya.
ADVERTISEMENT
Tiap ikat ketupat itu langsung disusunnya di meja berukuran sekitar 120 x 60 x 70 cm yang menjadi lapak jualannya di Pasar Cipete, Jaksel. Meja itu juga dilengkapinya dengan payung berwarna biru yang menjadi tenda jualan.
Susik merupakan perempuan asli Madura, Jawa Timur. Ia merantau ke Jakarta bersama suami dan tiga anaknya sejak 2014 lalu. Setiap tahun menjelang Lebaran, ia mengaku rutin berjualan ketupat.
Di hari-hari biasa, Susik berjualan gorengan di Pasar Cipete, yang berjarak sekitar 700 meter dari rumah yang disewanya bersama keluarganya. Namun, setiap dua hari menuju Lebaran, ia memilih berjualan ketupat.
"Iya tiap tahun menjelang Lebaran jualan ketupat beginilah. Ini jualan dibantu sama suami juga," katanya saat ditemui kumparan, Minggu (30/3).
ADVERTISEMENT
Bersama sang suami, Hosen (51 tahun), keduanya berbagi tugas. Susik menganyam daun kelapa muda untuk membungkus ketupat. Sementara, sang suami bertugas memasukkan beras dan merebus ketupat.
Susik memang tak hanya menjual ketupat yang sudah dianyam dari daun kelapa muda. Ia juga turut menjajakan ketupat yang sudah dimasak.
Harga yang dibanderolnya pun berbeda. Untuk ketupat yang tanpa dimasak, harga seikatnya dijual Rp 10 ribu. Sementara itu, untuk ketupat yang sudah dimasak, seikatnya dijual dengan harga Rp 40 ribu.
"Untungnya enggak banyaklah. Ya hanya cukup untuk Lebaran di sini," ujarnya dengan tatapan lesu.
Perasaan rindu berkumpul bersama keluarga di kampung halaman juga dirasakan Susik. Ia mengeluhkan harga tiket mudik yang terasa begitu mahal dibandingkan biasanya.
ADVERTISEMENT
Terakhir kali ia mudik bersama keluarganya adalah pada Idul Fitri 2023 lalu. Saat itu, tiket sekali jalan dengan bus menuju Madura hanya Rp 800 ribu. Namun, harga tiket mudik saat ini justru naik hingga Rp 1 juta.
Kondisi itu membuatnya kembali tertahan di Jakarta untuk kali kedua. Di sela-sela menganyam, Susik sempat mengaku penjualan ketupat di Lebaran kali ini tak seramai biasanya.
Namun, ia tampak tetap sigap melayani pembeli yang berdatangan. Seolah tak mengendurkan semangatnya meski tak bisa pulang ke kampung halaman.
"Ekonominya susah sekarang. Jualan hanya cukup makan doang. Seharusnya bisa pulang, enggak bisa pulang ini," keluhnya.
"Biasanya setelah takbiran langsung pulang. Sekarang ini enggak bisa," ucap dia.