Cerita Petani Kopi di Aceh Berangkat Haji: Dua Kali Gagal hingga Jual Tanah

29 Mei 2023 10:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Taher Abdussalam, jemaah haji Aceh tertua asal Gayo Lues. Foto: Dok. Kemenag Aceh
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Taher Abdussalam, jemaah haji Aceh tertua asal Gayo Lues. Foto: Dok. Kemenag Aceh
ADVERTISEMENT
Muhammad Taher Abdussalam, jemaah haji asal Gayo Lues, Aceh, akhirnya terbang menuju Arab Saudi, Senin (28/5), melalui Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar. Taher merupakan jemaah haji tertua dari Aceh. Saat ini usianya menginjak 100 tahun.
ADVERTISEMENT
Pria kelahiran Tampeng, Gayo Lues itu berangkat sendiri tanpa didampingi keluarganya. Taher sangat yakin dengan kondisi kesehatannya mampu menjalankan ibadah haji walau tanpa pendamping.
"Insya Allah saya sanggup untuk menjalankan ibadah haji tahun ini," katanya.
Berdasarkan data dari Siskohat (Sistem informasi dan komputerisasi haji terpadu), pria yang dikaruniai enam orang anak itu mendaftar haji pada tanggal 14 Oktober 2014.
Taher sudah dua kali gagal berangkat ke tanah suci. Pertama saat pandemi COVID-19 melanda dunia, dan tahun lalu ketika pemerintah Arab Saudi masih membatasi umur jemaah maksimal 65 tahun.
Musim haji kali ini menjadi tahun yang menyenangkan bagi Taher. Dia akhirnya bisa menuju tanah suci menjalankan ibadah haji untuk pertama kalinya.
com-Ilustrasi ibadah Haji. Foto: Shutterstock
"Alhamdulillah, saya bahagia sekali bisa melaksanakan ibadah haji kali ini, semoga semuanya berjalan lancar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Taher bahkan rela menjual tanahnya untuk biaya pelunasan Bipih (Biaya perjalanan ibadah haji). Bagi Taher, ini bukan kali pertamanya ke Arab Saudi. Dia mengaku sudah dua kali melaksanakan ibadah umrah.
"Alhamdulillah saya juga sudah pernah umrah dua kali, hadiah dari anak-anak saya," ucapnya.
Tidak ada keraguan sedikitpun bagi Taher berangkat ke Arab Saudi. Sudah pernah umrah, merantau ke Yogyakarta, Bandung dan Jakarta menjadi bekal pengalaman hidupnya.
"Untuk apa takut pergi sendiri, saya sudah pernah umrah dan merantau di Pulau Jawa seperti Jogja, Bandung dan Jakarta. Bahkan sebelum Indonesia merdeka saya sudah di sana," ceritanya.
Profesi Taher adalah petani kopi seperti kebanyakan masyarakat lainnya di Gayo Lues. Dia juga pernah membudidayakan coklat dan kemiri.
Muhammad Taher Abdussalam, jemaah haji Aceh tertua asal Gayo Lues. Foto: Humas Kemenag Aceh
Taher mengaku tidak pernah mencicipi pendidikan selama hidupnya. Satu-satunya program yang pernah dia ikuti adalah PBH (Pemberantasan Buta Huruf) yang dicanangkan Presiden Soekarno saat itu.
ADVERTISEMENT
Saat ini, keinginan Muhammad Taher hanyalah bisa menjalankan ibadah haji. Seluruh hartanya sudah diwariskan untuk anak-anaknya.
"Semua harta saya sudah saya bagikan kepada anak-anak saya. Saya sudah tua, saat ini saya hanya mau fokus untuk beribadah," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, Azhari , yang sempat menjumpai Muhammad Taher berpesan agar saat di tanah suci tetap menjaga kesehatan.
"Bapak jaga kesehatan ya, sering-sering minum air putih dan fokus pada ibadah-ibadah yang wajib saja dulu. Jangan terlalu lelah karena harus fokus saat puncak haji nanti," kata Azhari.