Cerita Prabowo Tak Masalah Harga Produksi Mobil Lebih Mahal, Asal Buatan Lokal

Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto menghadiri UPN Veteran Jakarta. Foto: YouTube

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut sebagai negara yang besar, sebenarnya Indonesia bisa memproduksi semuanya sendiri, termasuk mobil. Namun, kata Prabowo, saat ini Indonesia belum bisa membikin mobil sendiri karena harga produksinya masih mahal.

"Kalau kita pakai teori bisnis, tidak mungkin kita punya mobil buatan Indonesia. Kenapa? Karena kalau kita produksi mobil sekarang, harga produksinya berkisar 60 ribu dolar, sedangkan ada beberapa negara yang bisa produksi dengan 12 ribu dolar," kata Prabowo di Seminar Ekonomi Universitas Kebangsaan RI (UKRI), Bandung, Selasa (15/8).

Prabowo mengungkapkan, Indonesia adalah negara keempat terbesar di dunia dengan jumlah penduduk hampir 300 juta dan sumber kekayaan alam yang strategis. Namun Indonesia belum bisa membuat mobil merek sendiri meski setiap tahunnya kita membeli 1 juta mobil.

"Sekarang keputusan kita sebagai pengambil keputusan, apakah kita akan serahkan pasar Indonesia kepada semua produk asing? Atau kita ambil kebijakan?" lanjut Prabowo.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) mengendarai kendaraan taktis Maung 4x4 bersama Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang berada di kursi belakang di kompleks PT Pindad (Persero). Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

Menurut Prabowo, ia tak masalah jika Indonesia tetap memproduksi mobil sendiri saat ini meski biaya produksinya lebih mahal. Yang penting merek itu dibuat sendiri oleh bangsa Indonesia.

"Kalau menurut saya, kalau perlu sekarang kita produksi lebih mahal tapi buatan Indonesia, didesain oleh anak Indonesia, pabriknya di Indonesia, pekerjaannya di Indonesia karena kita negara besar," tegasnya.

Ia lalu bercerita, saat ini sebenarnya sudah ada mobil jip yang diproduksi oleh Indonesia. Jip 4X4 WD yang diproduksi oleh PT Pindad itu oleh Presiden Jokowi diberi nama "Maung".

"Saya kasih 5 nama ke beliau. Ada nama kudanya Pangeran Diponegoro, Gentayu; tapi beliau enggak mau. 'Menhan, kalau kasih nama yang sederhana saja, lebih singkat tapi kuat' [kata Jokowi]. Nah jadi [namanya] Maung," pungkasnya.