Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Raja eSwatini, Mswati III, menjadi tamu istimewa dalam pelantikan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Menempuh jarak 9.212 kilometer, Raja Mswati terbang ke Indonesia untuk menyaksikan secara langsung pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2019-2024.
Raja Mswati III merupakan sosok kontroversial. Ia memimpin eSwatini yang merupakan negara monarki absolut terakhir di Afrika.
Di eSwatini, Raja Mswati III bak Tuhan. Semua titahnya mesti dituruti tanpa bisa digugat atau ditolak oleh warga bahkan parlemen negara itu.
Contohnya ketika Raja Mswati III memutuskan mengubah nama negaranya, dari Swaziland menjadi eSwatini.
Alasan pengubahan nama juga sedikit lucu. Raja Mswati III menanggap nama Swaziland mirip dengan negara lain yaitu Switzerland.
"Ketika sedang bepergian ke luar negeri, orang-orang sering mengira kita Switzerland. Saya ingin, negara ini punya nama yang bisa diidentifikasi publik secara luas," sebut Raja Mswati III pada 2018, seperti dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Punya istri belasan
Raja Mswati III saat ini punya 14 istri. Itu yang tercatat resmi, tidak ada data yang mengetahui berapa jumlah selirnya.
Dari 15 istri, Raja Mswati III hingga 2019 ini mempunyai 23 anak.
Walau memiliki belasan istri, untuk dua istri pertama, Raja Mswati III tak bisa memilih sendiri. Dewan khusus memilihkan siapa perempuan yang akan menjadi istri sang raja.
Pada 2002, Raja Mswati III menjadi sorotan dunia. Ia dituduh terkait kasus penculikan seorang remaja 18 tahun, Zena Mahlangu.
Kejadian bermula saat ibu Zena melaporkan bahwa anaknya hilang di sekolah. Setelah diselidiki, Zena diculik oleh dua orang dan dibawa ke Ludzidzini Royal Village yang merupakan tempat tinggal resmi Raja.
ADVERTISEMENT
Di tempat tersebut, Zena dipersiapkan jadi istri baru Raja Mswati III. Ibu Zena, Lindiwe Dlamini, tidak terima dan meminta anaknya dikembalikan.
Zena oleh konstitusi eSwatini sebenarnya tidak memenuhi syarat menjadi istri Raja. Sebab, Zena memiliki saudara kembar. Konstitusi eSwatini melarang perempuan cacat dan memiliki kembaran untuk jadi istri raja.
Namun, konstitusi tersebut dilanggar Raja Mswati III. Pada 2010, Zena resmi dinikahi. Kabarnya Zena kini memiliki dua anak.
Tindakan Raja Mswati III membuat Amnesti Internasional geram. Mereka menuding Raja Mswati melanggar hukum HAM dan hak perempuan secara internasional.