Cerita Ridwan Kamil soal Sejarah Masjid Raya Al-Jabbar

26 Desember 2022 19:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 10 Januari 2023 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memberi keterangan terkait pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar di Gedebage, Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat memberi keterangan terkait pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar di Gedebage, Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jabar Ridwan Kamil, yang akrab disapa "Emil", menceritakan sejarah berdirinya Masjid Raya Al-Jabbar yang terletak di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Dia menyebut ide untuk membangun masjid itu bermula dari dirinya ketika masih menjabat selaku Wali Kota Bandung pada tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Emil memberi usul kepada Gubernur Jabar sebelumnya yakni Ahmad Heryawan (Aher) untuk membangun masjid milik provinsi. Sebab, kata dia, belakangan ini masjid milik provinsi masih menumpang di Masjid Agung Bandung yang terletak di Alun-Alun Kota Bandung.
"Masjid Raya sendiri kan nebeng ke Masjid Agung Bandung makanya Masjid Agung Bandung diubah namanya jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jabar," kata Emil ketika ditemui di sela meninjau Masjid Raya Al-Jabbar pada Senin (26/12).
Emil pun mengaku dirinya jugalah yang mengusulkan Masjid Raya Al-Jabbar agar dibangun di Gedebage. Lalu, singkat cerita, dirinya menjabat selaku gubernur setelah Aher dan mendesain langsung Masjid Raya Al-Jabbar. Dia menilai desain Masjid Raya Al-Jabbar merupakan karyanya yang tersulit.
ADVERTISEMENT
"Saya merinding masuk ke sini melihat kemegahan seperti ini. Ini terkompleks, tersulit, dan terbesar yang Allah takdirkan semasa saya masih hidup sebagai pemimpin di Jabar," ucap dia.
Masjid Raya Al-Jabbar di Gedebage Bandung yang akan diresmikan Ridwan Kamil. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Emil kemudian menjelaskan masjid tersebut memiliki kapasitas untuk menampung hingga 50 ribu jemaah dan lebih besar dibanding Masjid Raya Sheikh Zayed di Solo. Tak hanya untuk beribadah, di bagian bawah masjid itu pun terdapat museum yang berisi sejarah rasul hingga masuknya Islam ke Jabar. Selain itu, di sekitar masjid terdapat kolam retensi yang bakal mengendalikan banjir.
"Di bawahnya ada museum rasul dan sejarah Islam Nusantara dan Islam Jabar, tidak akan dibuka dulu pertanggal 30 masih ada pekerjaan, mungkin di bulan Februari ternyata laporannya," ujar dia.
ADVERTISEMENT
"Nanti di sini banyak tempat ekonomi, di bawah museum, ada tempat bazar, di alun-alun boleh, nanti ada perahu di kolamnya, mau prewed juga boleh tapi harus ada nilai ekonominya lah supaya masjid ini mandiri," lanjut dia.
Adapun di bagian mimbar, terlihat adanya Asmaul Husna berwarna emas dan ada beberapa pendingin ruangan yang disemprotkan lewat beberapa tiang sehingga membuat suasana di dalam masjid terasa nyaman. Tanggal 29 Desember 2022 mendatang, Emil pun bakal menggelar kerja bakti bersama ASN di Pemprov Jabar membersihkan masjid.
"Sudah 97 persen dan 3 persennya kita kebut beberapa hari ke depan, hari Kamis saya akan memimpin ribuan PNS kerja bakti operasi semut ya, ada yang ngored, ngepel, nyebor," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Masjid Raya Al-Jabbar akan diresmikan dan dapat digunakan mulai tanggal 30 Desember 2022. Ada sejumlah menteri dan ulama yang akan menghadiri kegiatan peresmian masjid. Presiden Joko Widodo pun rencananya bakal meninjau Masjid Raya Al-Jabbar pada awal tahun 2023.
"Saya juga sudah lapor ke Pak Jokowi cuma Pak Jokowi mungkin di suatu hari di awal tahun depan Insyaallah mampir ke sini, beliau menjanjikan bersamaan dengan retensi Andir dan Citarum yang sudah lama belum dikunjungi," kata dia.