Cerita Ruhut Sitompul Saat Ditunjuk Habibie Jadi Pengacara Andi Ghalib

12 September 2019 18:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruhut Sitompul di TMP Kalibata. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ruhut Sitompul di TMP Kalibata. Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengacara dan politikus Ruhut Sitompul rupanya juga memiliki kenangan tersendiri dengan Presiden ke-3 RI BJ Habibie. Saat itu, tahun 1999, Ruhut ditunjuk oleh Habibie untuk menjadi pengacara bagi Jaksa Agung Letjen Andi Ghalib.
ADVERTISEMENT
"Beliau orang yang sangat mengerti hukum. Beliau katakan, 'jadikan hukum itu panglima, kalau kamu enggak bisa bantu enggak apa-apa, tapi tolong dampingi'," kenang Ruhut di TMP Kalibata usai upacara pemakaman BJ Habibie, Kamis (12/9).
Ruhut pun bersedia menjadi pengacara Andi Ghalib. Sejak saat itu, ia pun menjadi dekat dengan Habibie dan menjadi rekan yang saling berbagi cerita.
Salah satu cerita Habibie yang paling diingat Ruhut adalah pengalamannya diundang ke Amerika Serikat. Saat itu, Habibie diundang untuk menjelaskan masalah pengembangan sayap dari salah satu jenis pesawat tempur yang dimiliki Indonesia.
Namun, begitu sampai di bandara di Amerika Serikat, penjemput yang dikirimkan tidak bisa menemukan Habibie. Sebab, gaya Habibie yang begitu sederhana membuatnya terlihat tidak berbeda dengan penumpang lain.
ADVERTISEMENT
"Tapi mungkin karena itu Amerika, jadi enggak ada yang kenal. Dia ditanya, 'Bapak siapa?', 'saya Habibie', 'wah, Bapak yang kami cari dari tadi'. Nah, dia memang orang yang low profile," tutur Ruhut.
Ruhut juga mengenang, segala pencapaian yang diraih BJ Habibie bukan diraih secara tiba-tiba. Jika diibaratkan, karier Habibie seperti anak tangga yang selalu naik. Mulai dari kuliah di ITB, magang di berbagai tempat, menjadi insinyur pesawat di Jerman, dan pulang untuk mengabdi sebagai presiden.
"Dan akhir-akhir ini, beliau dekat dengan milenial. Mereka tanya ke Pak Habibie, dan Bapak bisa menjelaskan semua. Jadi Bapak ajarkan mereka harus kerja, kerja, kerja," tutup Ruhut.