Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Salsabila: Setahun Tak Bertemu, Bapak Sudah Kaku di Ruang Autopsi
25 Maret 2025 15:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Salsabila, putri dari Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, tak kuasa menahan tangis saat mengenang momen terakhir bertemu ayahnya.
ADVERTISEMENT
Suaranya tercekat. Matanya nanar. Isak tak terbendung dan air mata mengucur ke pipi. Matanya bergetar sembari mengatakan, “Satu tahun saya tidak ketemu bapak saya. Saya bertemu, bapak saya sudah kaku di ruang autopsi," ujar Salsabila, di Kelapa Gading didampingi Hotman Paris, Selasa (25/3).
"Saya anak satu-satunya, satu tahun saya mau pulang, bapak saya udah engga ada,” lanjut Salsabila. Salsabila tinggal berjauhan dengan ayahnya.
Diketahui Salsabila tinggal di Ogan Komering Ulu Timur, Sumsel. Sedangkan Iptu Lusiyanto bertugas di Negara Batin, Way Kanan, Lampung.
Lusiyanto merupakan salah satu dari tiga polisi yang tewas dalam insiden penembakan saat membubarkan sabung ayam di Lampung.
Mereka yang gugur dalam insiden itu adalah Bripka Petrus dan Bripda Ghalib.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan yang diterima Salsabila, ayahnya itu diperintahkan polres untuk membubarkan judi sabung ayam di malam itu.“Bapak saya pakai mobil pribadi, datang bersama anggota polsek. Pas bapak saya keluar, langsung ditembak,” tuturnya.
Tak hanya kehilangan sang ayah, Salsabila juga kecewa dengan tuduhan miring yang beredar setelah kematian ayahnya. Termasuk adanya isu 'setoran' terkait sabung ayam itu.
“Soal setoran apa pun itu, saya nggak peduli apa pun itu, saya hanya mau keadilan untuk ayah saya,” kata dia.
Tim hukum Hotman Paris yang mendampingi Salsabila menegaskan bahwa mereka hanya fokus pada penegakan hukum.