Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Sandi Pernah Bahas Ingin Bikin Parpol Bareng Anies
6 September 2024 18:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menparekraf Sandiaga Uno mengaku sempat berdiskusi dengan Anies Baswedan soal mendirikan partai politik. Bagaimana ceritanya?
ADVERTISEMENT
"Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung Partai Gerindra dan PKS saat itu kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai," kata Sandi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (6/9).
Namun Sandi tak merinci lebih lanjut. Rencana itu juga tak dibahas bagaimana ujungnya.
"Mungkin pemikiran beliau dan harus kita hargai karena beliau ingin terus berkontribusi ketimbang... mungkin menggunakan bahwa beliau memiliki banyak pemikiran yang bisa diintegrasikan, disatukan," kata Sandi yang pernah jadi wakil gubernur Jakarta mendampingi Anies.
Ia menambahkan, parpol bisa dijadikan wadah pergerakan Anies ke depannya. Jadi Sandi mendukung.
"Perjuangan wadah gerakan yang menurut saya kalau memang dari pertama memang percaya berpolitik harus berpartai. Saya waktu meninggalkan dunia usaha saya masuk partai dan saya bersama Gerindra sekarang bergabung ke PPP," tutur dia.
ADVERTISEMENT
"Karena saya meyakini jika kita ada di ranah perpolitikan nasional ya kita harus berpartai," sambungnya.
Sebelumnya, ada masukan dan tawaran untuk Anies Baswedan setelah tak bisa maju di Pilkada 2024. Dari masuk partai politik hingga membuat partai baru.
"Gini, bila ingin mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang semakin hari semakin besar dan itu menjadi sebuah kekuatan diperlukan menjadi gerakan maka membuat ormas atau membangun partai baru, mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," kata Anies dalam video yang dibagikan di YouTube Anies Baswedan, Jumat (30/8).
Anies masih mempertimbangkan berbagai kemungkinan langkah yang akan diambil ke depan. Untuk masuk partai pun, kondisi saat ini, menurutnya terlalu berisiko karena tersandera kekuasaan.
"kita lihat sama sama ke depan semoga tidak terlalu lama lagi kita lihat, bisa mewujudkan langkah konkret untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin membesar," tutur dia.
ADVERTISEMENT