Cerita Silvia Temani Suami Suspect Corona Perawatan di RS Kariadi Semarang

16 Maret 2020 16:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi petugas medis membawa pasien sucpect corona Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi petugas medis membawa pasien sucpect corona Foto: ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

"Jangan pernah takut memeriksakan diri, karena ini bukan untuk kepentingan Anda semata. Untuk keluarga dan teman Anda yang kalian cintai," kata Silvia Nurul.

ADVERTISEMENT
Silvia Nurul merupakan salah satu warga Semarang. Dia berbagi cerita soal pengalamannya menemani sang suami tercinta untuk menjalani pemeriksaan COVID-19 atau corona di RS Kariadi, Semarang. Cerita Silvia diunggah di akun media sosialnya dan viral. kumparan sudah meminta izin untuk mengutip kisahnya, Senin (16/3).
ADVERTISEMENT
Cerita dimulai saat dia dan suami melakukan perjalanan ke Singapura selama sembilan hari, dari tanggal 24 Januari- 2 Februari 2020 lalu. Selama di Singapura, Silvia dan suami sudah berusaha untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
"Etika bersin sudah kami lakukan, penggunaan masker, sesering mungkin mencuci tangan, hand sanitizer juga tak ketinggalan," katanya.
Patung Merlion di Pulau Sentosa, Singapura Foto: Shutter Stock
Selama di Singapura, mereka berdua selalu memantau penyebaran kasus corona yang kala itu belum masuk ke Indonesia. Silvia dan suami juga sudah berjanji bila nanti di antara keduanya ada yang merasa demam, batuk, pilek, atau sakit tenggorokan maka harus segera memeriksakan diri ke dokter.
"Bahkan harus bersedia diisolasi jika memang itu diharuskan," ucap Silvia.
Bersyukur begitu sampai di Indonesia pada 2 Februari, keduanya dalam kondisi sehat. Besoknya, 3 Februari Silvia dan suami juga sudah masuk kantor. Mereka bekerja seperti biasa dan pulang ke rumah setelah magrib.
ADVERTISEMENT
"Malam harinya badan saya mulai 'semlenget' 'gregesan', sudah agak was-was. Akhirnya memutuskan untuk minum paracetamol dan alhamdulillah hilang semua saat bangun untuk bekerja," katanya.
Paginya Silvia yang mendapat sif kerja subuh pukul 04.55 WIB , diantar oleh suami ke kantornya. Silvia merasa tidur cukup dan badan dalam kondisi fit saat berangkat kerja. Berbeda dengan suaminya yang hanya tidur dari pukul 01.00 WIB dan bangun pukul 04.00 WIB.
Suami Silvia pada siang hari mengeluhkan badan lemas dan demam. Obat penurun panas sudah diberikan namun hingga malam hari suhunya belum juga turun, berada di angka 38 derajat. Besoknya, tanggal 5 Februari, Silvia membawa suami untuk periksa ke UGD RS Kariadi.
"Suhunya naik jadi 39,6 derajat celcius. Auto panik, padahal segala daya upaya dilakukan dari obat kompres bahkan rimpang-rimpangan juga," ucap Silvia.
ADVERTISEMENT
Silvia sengaja membawa suaminya sendiri ke RS dengan menggunakan mobil tanpa bantuan dari saudaranya yang lain. Dia harus berjaga-jaga, bila kemungkinan terburuk suaminya terjangkit corona maka tidak akan menularkan keluarga yang lain.
Sementara itu, adik ipar Silvia yang bekerja di RS Kariadi menyiapkan ruang isolasi dan mengurus kelengkapan administrasi. Silvia bersyukur, RS Kariadi terlihat sigap menangani pasien suspect corona.
"Suami tidak boleh turun dari mobil sampai UGD isolasi siap. Suami sudah harus melalui UGD isolasi karena riwayat perjalanan kami dan demam yang tak kunjung turun," katanya.
Selain itu, perawat dengan pakaian perlindungan diri melakukan pemeriksaan. Berbagai pertanyaan ditanyakan terkait riwayat perjalanan, apakah pernah kontak dengan pasien positif corona dan lainnya. Hingga akhirnya pada malam harinya, perawat memberi kabar bahwa suami Silvia harus diisolasi karena suspect corona.
ADVERTISEMENT
Di ruang isolasi juga tidak sembarang orang bisa masuk. Hanya pasien suspect, petugas, dokter dan perawat yang semuanya berpakaian hazmat.
"Saya hanya bisa melihat dari jendela kaca, kalau mau ngobrol disediakan alat komunikasi dua arah," katanya.
Cerita pasien cek corona di RS Kariadi Semarang. Foto: Dok. Silvia Nurul
Setelah mendapat perawatan selama 4 hari pada 9 Februari, kondisi suami Silvia berangsur membaik, tidak ada lagi demam, hasil pemeriksaan laboratorium juga bagus. Pasien akhrinya diputuskan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Silvia sendiri juga kondisinya sehat.
Rumah sakit juga membekali suami Silvia dengan paracetamol, vitamin, surat keterangan suspect COVID-19 dan surat wajib lapor ke puskesmas sampai 14 hari ke depan.
"Alhamdulillah lancar sampai 14 hari tanpa suatu halangan apapun, hasil tes suami negatif corona. Saya dan suami sekarang semuanya sehat-sehat," kata Silvia.
ADVERTISEMENT
Dia mengimbau agar masyarakat jangan takut untuk memeriksakan diri, karena semua demi kebaikan bersama. "Saya sangat mengapresiasi bagi orang-orang yang sadar melakukan pemeriksaan jika ada gejala COVID-19. Bagi yang sedang berjuang, semangat. Lawan virus itu dengan pikiran-pikiran positif," pungkasnya.
Cerita pasien cek corona di RS Kariadi Semarang. Foto: Dok. Silvia Nurul