Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Sofyan yang Dicap Murtad karena Berhenti Jadi Teroris
3 Juni 2017 16:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Lima tahun Sofyan Tsauri bergabung dengan kelompok Al-Qaeda sebelum akhirnya tertangkap oleh polisi pada tahun 2010. Ia sempat mendekam di penjara karena keterlibatannya dalam aksi terorisme.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya Sofyan kemudian bebas pada tahun 2015 lalu dan memutuskan juga keluar dari kelompoknya. Namun keputusannya keluar sebagai anggota kelompok Al-Qaeda pun tidak dijalaninya dengan mulus begitu saja.
Ia sempat dicap murtad oleh rekan-rekannya masih masih tergabung dalam kelompok itu. "Iya dianggap saya murtad dianggap saya lemah dalam perjuangan," ujar Sofyan saat ditemui di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (3/6).
Tidak hanya dicaci, ia mengaku sempat diracun oleh mantan rekan kelompoknya. "Saya dua kali diracun di LP Cipinang, pernah dua kali diberi racun dalam makanan oleh mereka," ucap Sofyan.
Meski pada akhirnya selamat, ia mendapat cobaan lainnya. Kali ini dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Sofyan sempat mendapat penolakan meski pada akhirnya sedikit demi sedikit bisa mendapat kepercayaan kembali dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Iya, itu bisa jadi stigma, mulai dari rumah dan sebagainya tapi kita membangun kepercayaan, eks teroris yang sudah ramah lingkungan," ujar Sofyan.
Hambatan pun kembali datang pada saat Sofyan mencoba mencari pekerjaan. Ia mengaku sulit mendapat pekerjaan lantaran tidak mempunyai Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
"Waktu daftar Go-Jek dan kemudian harus ada SKCK sedangkan dari Polri enggak bisa menghilangkan pernah terlibat terorisme. Kami mau daftar Grab enggak mungkin enggak pake SKCK, itu Grab juga ngeri ini teroris," kata Sofyan.
Ia kemudian memilih menjadi seorang sebagai guru agama. Dirinya mengaku sudah nyaman menjadi guru agama dan berdakwah keliling. "Memang enggak mudah melawan stigma itu, pasti kami lawan dengan reputasi, kami bisa kembali kepada masyarakat, dan kami tidak lagi berbahaya kepada masyarakat," ujar Sofyan.
ADVERTISEMENT