Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Suster Vatikan Terima Panggilan Telepon Tanya Kondisi Paus Fransiskus
15 Maret 2025 16:31 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
"Bagaimana kabarnya Paus Fransiskus?"
"Bisakah anda menyampaikan salam saya kepadanya?"
ADVERTISEMENT
"Apakah saya bisa berbicara dengan Paus Fransiskus secara langsung?"
Para biarawati yang mengoperasikan operator telepon Vatikan menerima semakin banyak telepon dengan pertanyaan seperti itu saat Paus Fransiskus masih dirawat di rumah sakit di Roma.
"Mereka merasa seperti anak-anak yang menunggu untuk mengetahui tentang ayah mereka," kata Suster Anthony yang mengoperasikan telepon di sebuah kantor sederhana dekat Basilika Santo Petrus, dikutip dari AP, Sabtu (15/3).
"Kami meminta mereka untuk berdoa untuknya," lanjut Suster Anthony.
Nomor telepon pusat Vatikan bersifat publik. Para biarawati dari Ordo Murid-murid Saleh Sang Guru Ilahi memastikan semua yang menelepon adalah orang sungguhan, bukan versi otomatis 'tekan 1 untuk bahasa Inggris, 2 untuk bahasa Latin' yang lazim di lembaga besar dan bisnis seluruh dunia.
"Itu adalah suara Vatikan. Suara yang meski komunikasi sudah digital, Vatikan ingin melestarikannya sebagai suara manusia," kata Suster Micaela, kepala suster di ordo itu.
ADVERTISEMENT
Suster dari Murid Saleh Sang Guru Ilahi adalah bagian dari ordo Paulus yang telah berjalan selama 100 tahun. Mereka fokus pada komunikasi, termasuk operasi penerbitan buku Katolik yang penting di seluruh dunia. Pada musim semi 1970, mereka diminta untuk mengoperasikan operator telepon dan diinstruksikan oleh kepala biara saat itu untuk menjadi suara yang berbuat baik lewat kabel telepon, karena suara itu mengkomunikasikan Kristus sendiri.
Dengan headset di balik kerudung mereka, para suster menjawab telepon dalam 12 jam sehari, 7 hari dalam seminggu di depan monitor besar yang menunjukkan negara asal panggilan masuk. Polisi Vatikan, Gendarmes, mengambilalih tugas malam.
Sekitar puluhan suster yang berasal dari Italia, Filipina, Polandia, dan lainnya menerima panggilan telepon dari seluruh dunia. Sebagian besar dalam bahasa Italia, Inggris, dan Spanyol.
ADVERTISEMENT
Panggilan telepon yang masuk hanya perlu diarahkan langsung ke kantor atau pejabat Vatikan, dan para suster akan membantu dengan bantuan buku tahunan dan direktori, dan juga pengetahuan yang mendalam tentang protokol dan kebijaksanaan yang tinggi.
Mereka yang menelepon meminta bantuan keuangan akan disambungkan ke kantor pemberi sedekah Vatikan, yang baru-baru ini memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban perang di Ukraina, banjir di Brasil, dan tunawisma di Naples, selatan Italia.
"Kami tidak pernah menerima telepon yang sama dengan sebelumnya," kata Suster Simona yang telah bekerja selama 15 tahun.
Di antara mereka yang menelepon dengan kekhawatiran tentang Paus Fransiskus baru-baru ini adalah seorang wanita yang memberi tahu Suster Anthony bahwa ia seorang Muslim tetapi menyukai Paus asal Argentina itu, dan ingin menanyakan tentang kesehatannya.
ADVERTISEMENT
"Itu sangat mengesankan bagi saya," ungkap Suster Anthony.
Para suster tidak mengelak bahwa ada penelepon yang tidak ramah, bahkan marah-marah. Meski demikian, mereka merasa bangga dengan pelayanan mereka yang tak terlihat dan meningkatnya peran wanita di Vatikan.
"Bagi saya, merupakan suatu berkat untuk berada dalam satu komunitas dengan paus dan melayani gereja universal. Mengetahui ada lebih banyak tanggung jawab untuk wanita, kami merasa sangat berdaya," pungkasnya.