Cerita Tahanan KPK Takut Diisolasi Bila Tak Bayar Iuran: Ada Hal-hal Mistis

30 September 2024 15:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lima dari 15 terdakwa beranjak usai menjalani sidang perdana perkara dugaan pungli Rutan KPK di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (1/8/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Lima dari 15 terdakwa beranjak usai menjalani sidang perdana perkara dugaan pungli Rutan KPK di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (1/8/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Mantan Sekdis Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel, Edy Rahmat, mengaku takut ditempatkan dalam ruang isolasi saat menjadi tahanan di Rutan KPK Gedung C1. Hal ini yang jadi alasan ia rela membayar uang pungli kepada petugas rutan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan Edy saat bersaksi dalam persidangan lanjutan kasus dugaan pungli Rutan KPK di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/9). Edy dihadirkan secara virtual dari Kejari Makassar.
Mulanya, Edy mengaku mesti membayar Rp 17 juta untuk mendapat fasilitas handphone sebesar pada bulan pertama ia ditahan. Kemudian, setiap bulan berikutnya, dia diwajibkan membayar Rp 5 juta.
"Saksi kalau enggak mau membayar uang iuran bulanan Rp 5 juta itu apa sih dampak yang dialami nantinya?" tanya jaksa.
"Kalau kami kembali... Kalau ndak bayar, Pak, dikembalikan katanya ke lantai 9 (ruang isolasi), sama disuruh bersih-bersih, dan dilarang olahraga, Pak," jawab Edy.

Hal-hal Mistis

Petugas berjalan di area Rumah Tahanan Kelas 1 Jakarta Timur Cabang Rutan KPK, Jakarta, Kamis (25/4/2024). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Hakim lantas mendalami penyebab ketakutan Edy jika dipindahkan ke ruang isolasi. Edy mengaku, pernah mengalami hal-hal mistis saat berada di ruang isolasi.
ADVERTISEMENT
"Itu apa yang menjadikan perbedaan antara ruang isolasi dengan ruang umum itu apa? Kok menjadi nanti dimasukkan lagi ke isolasi, apa sih yang menakutkan di ruang isolasi itu?" cecar hakim.
"Kalau diisolasi, Yang Mulia, kan di lantai 9, tidak ada orang lain Yang Mulia. Jadi itu yang kami takutkan, sendiri. Apalagi pernah kami rasakan ada yang bunyi-bunyi di situ," ungkap Edy.
"Hehehe. Memang ada yang benar ada yang menunggui atau yang ditakut-takutin?" tanya hakim.
"Ya ada yang menunggu juga, ada yang takut takutin juga, Yang Mulia," kata Edy.
"Penakut juga orang Makassar ya?" canda hakim.
"Iya, Yang Mulia, manusia," balas Edy.
Rutan C1 KPK. Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Hakim lantas mendalami gangguan itu memang benar adanya atau dibuat-buat. Edy pun membeberkan pengalamannya.
ADVERTISEMENT
"Apakah itu disengaja atau benar itu ada bunyi? Yang saudara rasakan apa di situ? Menakutkan itu bagaimana?" tanya hakim.
"Pernah saya rasakan itu Yang Mulia. Pintunya kayak, pintu WC itu, kadang terbuka kadang tertutup. Bunyi kalau tengah malam," beber Edy disambut tawa hakim.
"Kalau sudah dibayar gak bunyi lagi dia? Karena uang Rp 20 juta aman semua ya?" canda hakim.
"Iya, Yang Mulia," balas Edy.