Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Cerita tentang Bentor di Medan yang Bertahan di Tengah Modernisasi
22 Januari 2018 12:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Jalanan aspal menjadi saksi jatuh bangunnya berbagai transportasi mula dari yang tanpa mesin, sampai dengan yang bermotor. Di kota Medan sendiri, becak motor atau biasa disebut bentor adalah salah satunya.
ADVERTISEMENT
Kendaraan roda tiga ini sudah sejak puluhan tahun lalu mengaspal di jalanan kota Medan. Dalam perkembangannya, bentuk bentor cukup banyak mengalami revolusi.
Berbagai modifikasi dilakukan oleh para pemilik bentor guna menarik pelanggan. Mulai dari pemilihan kursi yang nyaman, knalpot motor yang tidak berisik dan tidak berasap, bahkan sampai ada yang menambahkan beberapa pernak-pernik.
Meski motor yang digunakan tua, tetapi sisi-sisi lainnya diperbaiki. Hal ini dilakukan agar mereka bisa bertahan di tengah modernisasi moda transportasi yang terus berkembang.
Anto (52), merupakan salah satu pengendara sekaligus pemilik bentor yang melakukan modifikasi. Ia mengatakan
"Ini sudah 2 tahun yang lalu saya permak. Biar penumpang makin nyaman," kenangnya (21/1).
Untuk modifikasi ini, ayah dari dua orang anak itu mengakui bahwa dana yang dihabiskan untuk menyulap bentor miliknya itu relatif tidak terlalu besar. Ia menghabiskan sekitar 5 juta rupiah sejak pertama kali membeli bentor, yaitu sekitar 9 tahun silam.
ADVERTISEMENT
Anto memodif bentornya dengan menambahkan fiber plastik berwarna gelap pada bagian penutup di atas, depan, samping kiri dan kanan, bagian belakang serta atas,
"Terus saya tambahkan seperti panel sayap mobil dengan beberapa lampu led di bagian penutup depan. Selain itu, kursi dan sandarannya juga dibuat bersih dan rapi," ungkap dia.
Dengan rupa bentor yang berubah, penumpang semakin tertarik untuk menaiki bentor tersebut."Kalau lebih nyaman gini penumpang pasti lebih banyak. Sehari bisa ngangkut 10-15 penumpang. Bisa Rp 50.000 atau kalau lagi bagus sampai Rp 100.000," tutur dia.