Cerita tentang Pohon-pohon Kurma di Halaman Masjid Al-Barkah Bekasi

kumparanNEWS

25 Mei 2018 21:27 WIB

Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

Pohon Kurma di Masjid Al Barkah, Bekasi Selatan. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)

Ada yang tak biasa di halaman Masjid Al-Barkah, Bekasi Selatan. Deretan pohon kurma berbaris rapi nan teduh, membuat siapa saja yang bertandang betah berlama-lama di masjid yang berada tak jauh dari alun-alun Kota Bekasi itu.

Sore tadi kumparan mengunjungi masjid yang beralamat di Jalan Veteran itu. Salat Jumat sudah berjam-jam lalu selesai, namun masih ada beberapa jemaah yang berdiam diri di sana.

Sebagian mendekati pohon kurma itu, memandang dahan berdurinya yang belum juga berbuah.

Penasaran ingin tahu lebih banyak tentang pohon kurma itu, kumparan mengunjungi kediaman Ketua Pengurus Masjid Al-Barkah, Haji Abdullah Hadi, yang berjarak sekitar 300 meter dari masjid.

Setiba di rumahnya, azan magrib berkumandang. Di sela menyantap hidangan berbuka puasa, Abdullah berbagi cerita tentang asal mula keberadaan pohon kurma yang menjadi ciri khas masjid itu.

“Selesai bangun masjid tahap 1 tahun 2006, pohon kurma ini ditanam oleh pemborongnya, pemborong taman. Ada 12 pohon yang ditanam,” ucap Abdullah di rumahnya, Jalan Sersan Idrus, Kota Bekasi, Jumat (25/5).

Saat pertama kali ditanam, 12 pohon kurma itu sudah berusia 5 tahun. “Itu sudah pada besar pohonnya, jadi perlu crane untuk menanamnya,” kenang Abdullah.

Selang 4 tahun usai ditanam, pohon tersebut mulai berbuah. Abdullah senang bukan main, berharap buah-buah kurma dari pohon yang dirawatnya itu punya cita rasa manis sempurna.

“Tahun 2010, dari 10 pohon kurma ada 5 pohon yang berbunga. Dari jumlah itu ada 3 pohon yang berbunga dan yang berbuahnya 2 pohon. Yang 3 itu yang jantan dan yang 2 itu yang betina,” jelas Abdullah.

Namun setelah mencicipi daging buahnya, Abdullah kecewa. Rasa buah kurma itu sangat jauh dari ekspektasinya. “Tidak seperti yang biasa kita konsumsi, kurma ini pahit dan sepet. Ia juga tidak berbiji,” tutur Abdullah.

Abdullah mengaku, saat itu ia memang belum mengerti betul cara memanen buah kurma sendiri. Ia hanya sekadar menunggu sampai buah kurma itu menjadi tua.

Tak ingin gagal lagi memanen kurma, tahun 2016 Abdullah berangkat ke Thailand khusus untuk belajar cara merawat pohon kurma di daerah tropis.

“Akhirnya saya bisa mendapatkan ilmu di sana, bagaimana memelihara dan merawat pohon kurma. Namun, kurma yang hidup di daerah tropis ini tidak seperti kurma tua yang umumnya dikonsumsi," papar Abdullah.

"Melainkan, buahnya harus dikonsumsi saat ia masih setengah matang,” imbunya.

Namun setiba di Bekasi, kurma-kurma muda dari sejumlah pohon itu malah banyak dicari oleh jemaah Masjid Al-Barkah. Mereka meyakini, buah kurma muda tersebut berkhasiat meningkatkan kesuburan perempuan.

“Beberapa orang bilang, konon katanya, kurma muda ini bisa memberikan kesuburan bagi para perempuan. Memang banyak yang cari, tapi khasiat ini katanya loh ya,” ucap Abdullah sembari tersenyum.

Tak lama kami berbincang-bincang, Abdullah menyudahi obrolan saat azan isya berkumandang. Pria yang juga menjabat sebagai Ktua SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Indonesia) itu bergegas ke masjid untuk salat isya dan tarawih berjemaah.

Transitional loading...