Cerita Tentang SMPN 60 Bandung yang Tak Punya Gedung Sendiri

3 Oktober 2024 5:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah plang putih bertuliskan 'SMPN 60 Kota Bandung' terpampang jelas di Jalan Ciburuy Kavling 59, Moch Toha, Bandung. Namun bak papan tak bertuan, sebab di belakangnya yang terlihat justru merupakan SD, bukan SMP.
ADVERTISEMENT
Bangunan itu di bagian depannya bergambar dua anak SD tengah berjalan, ditemani burung-burung yang berterbangan di atas aliran air sungai. Tampak di bagian sisi atasnya, terdapat tulisan 'SDN 192 Ciburuy'.
Ternyata, bangunan itu memang sekolah dasar. Uniknya, plang putih bertuliskan 'SMPN 60 Kota Bandung' itu pun tidak salah tempat.
Rupanya, SMPN tersebut satu gedung dengan SD itu. Sekolah Menengah Pertama itu merupakan sekolah perintis, yang bertujuan menambal kekosongan sekolah tingkat menengah di sejumlah kecamatan di Kota Bandung.
Diresmikan sejak tahun 2018, SMPN 60 Bandung hingga kini tak punya bangunan sendiri. Siswa yang terdaftar di sana, menebeng kelas ke SDN 192 Ciburuy, hingga menggelar terpal di taman lingkungan sekolah buat belajar sehari-hari.
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Belajar di luar dengan menggelar terpal, baru dilakukan sejak tahun 2022.
ADVERTISEMENT
“Dari 2018 sampai 2021 tercukupi, karena kan covid juga. Jadi mereka PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), daring. Ketika 2022 baru ada moving class [belajar di luar ruangan kelas],” kata Humas SMPN 60 Bandung, Rita Nurbaini, saat ditemui kumparan, Rabu (2/10).
Rita mengatakan, belajar di luar ruang kelas dilakukan dengan menggelar terpal di taman sekolah. Awalnya, kata dia, hanya ada satu rombongan belajar (rombel) yang kebagian moving class, dan itu adalah kelas yang mendapat mata pelajaran olah raga.
Pada tahun 2022 itu, Rita menyebut total ada 8 rombongan belajar, sementara kelas yang bisa ditumpangi oleh SMPN 60 Bandung milik SDN 192 Ciburuy hanya 7 kelas.
Pada tahun 2023, siswa yang masuk ke SMPN 60 Bandung kian bertambah. Sementara bangunan kelas tetap terbatas.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini ada 288 siswa yang terdaftar di SMPN 60 Bandung dengan total 9 rombongan belajar.
Rita menyebut kegiatan belajar lesehan ini digelar bergiliran, sehari ada 2 rombel yang yang belajar dengan cara tersebut.
Kondisi keterbatasan ini dimaklumi oleh para peserta didik maupun wali mereka yang kebanyakan warga setempat. Sebab, SMPN terdekat di Kecamatan Regol, yakni SMPN 11, berjarak lumayan jauh dari kediaman mereka, sekitar 3,1 kilometer.
“Ya kalau ke negeri yang dekat kan ke 11, tapi sulit karena jauh lokasinya,” ujarnya.

Pembelajaran Jarak Jauh

Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Meningkatnya jumlah siswa membuat pengurus memutar otak. SMPN 60 Bandung berencana menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau daring, untuk rombongan belajar yang tak kebagian kelas untuk menghindari belajar lesehan.
ADVERTISEMENT
"Di minggu depan yang 2 kelas sudah PJJ. Jadi kita sudah punya solusi," kata Rita.
Dia berharap SMPN 60 Bandung lekas punya bangunan sekolah sendiri. Agar kegiatan belajar mengajar siswa dapat terlaksana lebih nyaman.
"Kalau kita tentu saja harapannya punya bangunan sendiri ya," ungkapnya.

Lorong pun Jadi Kelas

Bila turun hujan, nasib para pelajar kian memprihatinkan. Mereka akan digeser ke lorong atau koridor kelas atau digabung dengan rombel lainnya, sehingga ada 2 rombel dalam satu kelas.
“Kita bisa di lorong, atau bisa disatukan. Jadi satu ruang kelas ada dua rombel,” ujar Rita.
Salah satu siswa SMPN 60 Bandung, May (14), mengaku tak keberatan belajar macam itu. Namun gadis berkerudung yang juga anggota OSIS itu berharap sekolahnya punya fasilitas memadai.
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan dirinya pribadi ingin sekolahnya punya lapangan basket, juga sejumlah lab. Seperti lab IPA, dan TIK.
“Pengin punya lapangan basket sih sebenernya mah, terus lab IPA, ruang OSIS, lab komputer, sama UKS,” sebut saat ditemui di sekolahnya itu.

Penjelasan Disdik

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung buka suara. Plt. Kadisdik Kota Bandung, Tantan Syurya Santana, mengatakan SMPN tersebut diinisiasi sejak tahun 2017. Tujuannya menutupi kurangnya sekolah tingkat menengah di sejumlah kecamatan di Kota Bandung.
“Kita tujuannya bikin sekolah rintisan itu untuk mendekatkan akses layanan pendidikan buat masyarakat. Jadi SMP swasta tidak ada, SMP negeri apa lagi. Sementara di sana daerah padat,” kata dia.
Suasana SMPN 60 Bandung, di Jalan Ciburuy, Kecamatan Regol, Rabu (2/10). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Tantan menjelaskan, program ini dilakukan dengan menumpangkan sekolah rintisan ke sejumlah gedung SD. Jadi, selepas kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD itu selesai pada siang hari, kelasnya bisa dimanfaatkan oleh SMP negeri rintisan hingga sore hari. Begitu juga yang terjadi pada SMPN 60 Bandung.
ADVERTISEMENT
“Jadi SMPN 60 itu nebeng di SD Ciburuy, sedangkan SD Ciburuy itu cuma punya 7 kelas. Tapi animo masyarakat untuk sekolah ke SMPN 60 banyak karena daerah padat,” ucapnya.
Tantan menjanjikan Disdik Kota Bandung akan mempercepat proses pembangunan. Katanya, ada dua sekolah yang ditargetkan selesai dibangun setiap tahunnya. Gedung sekolah untuk SMPN 60 Bandung sendiri, disiapkan pada tahun 2025.
“Tentu, dua sekolah satu tahun, tahun depan SMP 60 dan 75, mudah-mudahan. Bangunan 60 sudah disiapkan tahun 2025,” katanya.
“Alhamdulilah sudah ada lahan milik pemerintah Kota Bandung untuk SMPN 60,” imbuh dia.
Sambil menunggu pembangunan rampung, untuk mengatasi tak adanya siswa yang belajar lesehan di luar ruangan, Tantan menyebut pihaknya dan SMPN 60 Bandung akan memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh bagi rombongan belajar yang tak kebagian kelas.
ADVERTISEMENT
“Jadi pelajaran di SMP 60 sudah tidak ada lagi di luar. Kita lakukan dengan PJJ,” ucap dia.
“Niat kita sekolah rintisan itu masyarakat bisa akses, meski darurat, bisa bersekolah gitu. Sambil bertahap kita selesaikan bangunan gedungnya,” pungkas dia.