Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Cerita Tentang Tanjakan Gentong di Jalur Selatan yang Perlu Kamu Tahu
16 Juni 2017 14:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kami masih menyajikan informasi bagi para pemudik yang akan melakukan perjalanan menuju kampung halaman khususnya bagi pemudik yang bertujuan untuk pergi ke arah timur melalui jalur selatan.
ADVERTISEMENT
Kali ini salah satu tanjakan yang berada di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Tanjakan Gentong, sebutan warga setempat untuk jalan menanjak sepanjang 500 meter dengan beberapa tikungan tajam. Alhasil dengan kondisi jalan seperti ini kerap kali kendaraan panjang macam bus dan truk harus bersusah payah melewati tanjakan ini.
[Baca juga: Mitos Batu Bleneng dan Fakta Lainnya tentang Tol Cipali]
Tanjakan Gentong, jalan ini memang menjadi salah satu permasalahan di jalur selatan selain Tanjakan Nagreg. Kondisinya yang curam kerap membuat antrean kemacetan karena kendaraan harus berjalan merayap pelan. Terlebih di musim mudik lebaran dengan volume kendaraan yang bertambah, kemudian ruas jalan di Tanjakan Gentong ini tak terlalu lebar ditambah tikungan tajam dan kelandaian yang mencapai 18 persen lebih.
Legenda Neng Syarifah
ADVERTISEMENT
Di balik kondisi jalan di Tanjakan Gentong, berkembang cerita di masyarakat sekitar soal legenda pesinden asal Tasikmalaya yaitu Neng Syarifah yang terkenal sekitar tahun 1940.
Selain suara dan tariannya yang terkenal, paras Neng Syarifah pun diceritakan sebagai sosok perempuan berparas cantik. Namun, cerita indah soal Neng Syarifah berubah menjadi cerita menyeramkan ketika masyarakat Tasikmalaya digemparkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan mengenakan kebaya lengkap layaknya seorang sinden di Jembatan Sarongge di Kampung. Gentong, Ds. Buniasih, Kec. Kadipaten, Kab. Tasikmalaya.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat sekitar, Neng Syarifah sengaja dibunuh sebagai tumbal pembangunan Jembatan Sarongge. Tak sedikit warga yang percaya karena kematian yang tak wajar, Neng Syarifah masih sering bergentayangan di sekitar Tanjakan Gentong dan mengganggu para pengguna jalan. Tapi sekali lagi ini hanya sekadar cerita. Tak perlu serius menyikapinya.
ADVERTISEMENT
Kondisi Tofografi Tanjakan Gentong
Namun, jika melihat kondisi tofografi Tanjakan Gentong, kecelakaan yang kerap terjadi di sini bisa disebabkan karena berbagai hal. Hal yang paling mungkin mendominasi adalah ketika kendaraan khususnya truk dan bus melewati belokan yang tajam, sering kali para pengemudi memilih untuk mengambil lajur lawan saat berbelok. Jika tetap mengambil lajur kiri, truk dipastikan kehabisan ruang berbelok dan bahkan bisa mogok.
Hal ini kemudian sering menyebabkan terjadinya kecelakaan di tanjakan ini. Penyebabnya beragam, ada yang terguling dan terperosok ke tebing, ada kendaraan yang mundur karena tak kuat menanjak dan menabrak kendaraan di belakangnya.
Tapi bagi para pemudik yang besok berencana melewati jalur ini tak perlu merasa khawatir lagi karena telah dibangun jalur lingkar Tanjakan Gentong. Jalur sepanjang 1,2 kilometer dibuat mengitari jalur lama dengan kelandaian 10 persen saja. Jauh berbeda dengan jalur lama yang mencapai 18 persen.
ADVERTISEMENT
Namun, bagi para pemudik disarankan untuk tetap waspada ketika melewati tanjakan ini. Khususnya bagi Anda yang belum pernah melewati tanajakan ini, memeriksa kondisi kendaraan sebelum berangkat dan memastikan kondisi tubuh dalam keadaan bugar bisa menjadi kunci untuk mudik lancar dan aman.