Cerita Warga di Bali Lihat Ratusan Burung Pipit Berjatuhan: Heran dan Kaget

9 September 2021 22:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung pipit di sawah Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
zoom-in-whitePerbesar
Burung pipit di sawah Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
ADVERTISEMENT
Seorang warga Bali bernama Kadek Sutika menceritakan ketika dirinya melihat ratusan burung pipit mendadak berjatuhan pada Kamis (9/9). Dirinya mengaku kaget bukan kepalang.
ADVERTISEMENT
Sutika mengaku, kejadian itu belum pernah terjadi sebelumnya. Fenomena langka ini membuat penduduk satu kampung heboh. Ia lantas merekam momen itu dan menjadi viral di media sosial.
"Ini pertama kali, endak pernah ada fenomena seperti ini," kata dia saat dihubungi wartawan.
Sutika menuturkan, fenomena itu terjadi saat dirinya berkendara menuju rumah temannya sekitar pukul 08.00 WITA. Di tengah perjalanan, hujan tiba-tiba turun lebat.
Ia langsung putar balik kembali ke rumahnya dan melihat gerombolan warga baik dewasa dan anak-anak telah ramai di pekuburan.
Menurut pengamatan Sutika, kawanan burung pipit tersebut telah bertengker di dua batang pohon asam di pekuburan tersebut selama lima hari belakangan. Ia tidak tahu asal burung tersebut sebab sepanjang hidupnya tak pernah terlihat burung pipit bertengker di pohon tersebut.
ADVERTISEMENT
"Banyak sekali burung di sana, ribuan lebih," kata dia.
Setelah peristiwa itu, kata Sutika, masih terlihat ribuan burung pipit lainnya bertengker di kedua pohon tersebut.
Namun, warga memilih untuk meninggalkan burung tersebut dan pulang ke rumah masing-masing.
"Sekarang banyak lagi burung di sana padahal sudah banyak mati, endak tahu dari mana itu datangnya," kata dia.
Ilustrasi burung pipit. Foto: pixabay/rbalouria
Sementara Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka mengatakan, fenomena ini merupakan fenomena alam. Dia menduga burung tersebut berjatuhan karena tak kuat melawan cuaca ekstrem saat bertengker di pohon asem.
Cuaca yang ekstrem terjadi karena masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan. Cuaca ekstrem ini berupa hujan dan angin kencang.
"Angin numplak ke pohon ini. Jadi, karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebagian burung terpantau berhasil terbang setelah sayap mereka kering.
Namun untuk mengetahui lebih pasti fenomena ini, Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar mengambil sampel burung. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium.