Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Warga Korsel Dilanda Kebakaran Hutan: Bak Kiamat dan Neraka Nyata
26 Maret 2025 18:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kebakaran hutan yang melanda pegunungan Andong, Korea Selatan, mengubah kawasan itu menjadi lautan api.
ADVERTISEMENT
Sopir truk Lee Seung-joo menyaksikan kobaran yang melalap hutan di sekitarnya saat melintas ke wilayah pegunungan.
“Rasanya seperti kiamat,” kata pria 39 tahun itu, seperti diberitakan AFP, Rabu (26/3).
Api membakar tanah yang mengering akibat musim kemarau panjang dan menciptakan pemandangan yang mengerikan.
Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi selama lima hari terakhir. Angin kencang memperburuk situasi dan membuat upaya pemadaman semakin sulit.
“Bola api jatuh seperti hujan di antara kendaraan,” ujar seorang saksi.
Kemacetan membuat banyak orang terjebak di tengah kepungan api. Beberapa mobil terbakar sebelum pengemudinya sempat menyelamatkan diri.
Di desa Hawmaeri, kepala desa berusaha menyelamatkan warga. Sebuah video yang beredar menunjukkan dia berteriak meminta penduduk segera mengungsi.
Namun, beberapa jam kemudian, ia dan keluarganya ditemukan tewas di dalam mobil mereka yang hangus terbakar.
ADVERTISEMENT
Badan Kehutanan Korea mencatat sedikitnya 24 korban jiwa. Sebagian besar adalah lansia yang tak sempat melarikan diri.
Seorang pilot helikopter tewas setelah pesawatnya jatuh dalam upaya pemadaman api.
Evakuasi Warga
Kini lebih dari 27.000 orang telah dievakuasi. Banyak yang berlindung di gedung olahraga dan pusat komunitas.
Suasana sunyi menyelimuti salah satu tempat penampungan di Andong. Warga duduk termenung, masih terkejut atas hilangnya rumah dan harta benda mereka.
Petugas medis membagikan obat-obatan kepada warga yang tak sempat membawa perlengkapan kesehatan.
“Saya hanya membawa pakaian di badan,” ujar seorang perempuan lanjut usia.
Di tengah krisis ini, kemarahan pun muncul. Banyak pengungsi mengeluhkan lambatnya respons petugas pemadam kebakaran.
“Rumah kami terbakar sebelum mereka tiba,” kata seorang warga.
ADVERTISEMENT
Penyebab kebakaran diduga berasal dari seseorang yang sedang membersihkan makam leluhur. Api yang tak terkendali dengan cepat menyebar ke hutan sekitarnya.
Petani Park Sung-tae khawatir dampak jangka panjang kebakaran ini. Asap tebal yang menutupi langit bisa menghambat panen.
“Jika ini terus berlanjut, panen kami akan gagal,” ujarnya.