Cerita Warga Sekitar Rutan Salemba soal 7 Tahanan Kabur: Teralis

14 November 2024 16:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas keamanan RW 04 Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Effendi (61 tahun), saat dijumpai di pos RW 04 Rawasari di depan gorong-gorong kaburnya tahanan Rutan Salemba Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas keamanan RW 04 Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Effendi (61 tahun), saat dijumpai di pos RW 04 Rawasari di depan gorong-gorong kaburnya tahanan Rutan Salemba Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 7 tahanan kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/11) dini hari. Mereka semua merupakan tahanan kasus narkoba.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Murtala Ilyas (42). Murtala bukan napi narkotika biasa. Ia adalah residivis dan bos sabu jaringan Aceh yang ditangkap Polres Metro Jakarta Barat dengan barang bukti 110 kilogram sabu pada tahun ini.
Murtala dan enam napi itu kabur dengan cara menjebol teralis yang ada di ruang tahanan. Setelah menjebol teralis, para tahanan itu lompat ke luar dan kabur melalui gorong-gorong.
Effendi (61 tahun), salah seorang penjaga keamanan RW 04, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, yang lokasi jaganya dekat dengan jalur tujuh napi kabur, mengatakan kondisi teralis di gorong-gorong itu dalam kondisi bolong dan terlipat. Ternyata dirusak oleh 7 napi tersebut.
"Udah [bolong], pada kelipet," ujar Effendi saat ditemui di Pos RW 04 Rawasari, Jakarta Pusat, Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
Namun, teralis yang bolong tersebut telah dilapisi dengan teralis yang baru.
"Iya baru dipasang kemarin sore," katanya.
Suasana lokasi sekitar gorong-gorong tempat kaburnya 7 tahanan Rutan Salemba Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Effendi merupakan petugas keamanan yang telah bertugas selama 3 tahun di RW 04. Ia berjaga pukul 23.00 WIB malam hingga pukul 05.30 WIB pagi.
Menurut cerita yang didengarnya, para tahanan yang kabur itu masih berada di dalam tahanan hingga jam 3 pagi.
"Santer menurut orang dalam (lapas) jam 11 (malam), jam 8 (malam) aja masih pada di dalam, jam 3 masih pada di dalam. Nah, selepas jam 3 enggak ada, kemungkinan kabur abis salat Subuh," ucap dia.
Ia yang saat itu bertugas, mengaku tak mengetahui dan melihat para tahanan itu kabur melewati gorong-gorong.
ADVERTISEMENT
Effendi juga menyebut bahwa tak ada CCTV di sekitaran lokasi yang menyorot ke arah kaburnya para tahanan.
"Tadi aja nyariin sampai ke rumah-rumah itu, enggak ada yang nyorot ke mari. CCTV-nya enggak ada," ungkapnya.
Menurutnya, peristiwa serupa juga pernah terjadi beberapa tahun yang lalu.
"Udah lama juga itu, pokoknya ada 35 orang lari dari situ [gorong-gorong] juga. Sama [kejadiannya], begitu kejadian yang abang saya lagi tidur dibangunin pagi, 'ada orang lari', enggak tahu dia juga. Sama kejadian gitu juga," pungkas dia.
Sebelumnya diberitakan, 7 tahanan kabur dari Rutan Salemba, Jakarta Pusat, pada Selasa (12/11) dini hari. Mereka semua merupakan tahanan terkait kasus narkoba.
"Tujuh tahanan dan narapidana kasus narkoba tersebut diduga melarikan diri dengan cara menjebol teralis kamar," ujar Kadiv PAS Kanwil Kumham Jakarta, Tony Nainggolan, dalam keterangannya, Rabu (13/11) kemarin.
ADVERTISEMENT
Para tahanan itu kabur dengan cara menjebol teralis yang ada di ruang tahanan.
Setelah menjebol teralis, para tahanan itu lompat ke luar dan kabur melalui gorong-gorong.
Petugas Rutan Salemba pun diperiksa akibat kaburnya beberapa tahanan tersebut.