Cerita Warga Yogya Lihat Atap Rumahnya Terbang Digulung Puting Beliung

25 April 2018 12:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evakuasi rumah warga yang terkena puting beliung. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi rumah warga yang terkena puting beliung. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Angin puting beliung melanda Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Selasa (24/4) sekitar pukul 14.00 WIB. Bencana yang berlangsung sekitar 30 menit ini menyebabkan sebuah bangunan kampus dan 20 rumah warga rusak ringan hingga parah.
ADVERTISEMENT
Salah satu warga yang rumahnya terdampak adalah Gandung Widiarto (42), warga Dusun Sorowajan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Atap rumahnya yang berbahan asbes nyaris seluruhnya beterbangan saat angin datang.
"Asbes pecah semua sekitar 40 lembar. Total kerugian belum bisa diprediksi. Asbes ada yang terlempar 50 meter," ucap Gandung saat ditemui kumparan di rumahnya, Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu (25/4).
Gandung Widiarto (42), Korban puting beliung  (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gandung Widiarto (42), Korban puting beliung (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Gandung bercerita, saat peristiwa angin puting beliung datang menggulung kawasan tempat tinggalnya, dia sedang bersantai bersama istri dan anaknya. Gandung lalu bersembunyi di balik pintu, sementara istri dan anaknya lari keluar rumah.
"Saya tinggal sama istri dan satu anak. Di dalam rumah setelah (angin datang) itu, asbes terbang," tutur pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petugas kebersihan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Saya mau tutup pintu, (karena) pintu sempat buka tutup. Waktu saya tutup, saya lihat asbesnya beterbangan," imbuh Gandrung.
Beruntung dirinya dan keluarga tak mengalami luka apa pun. Barang-barang mereka di dalam rumah juga tak ada yang rusak, namun rumah Gandung kini nyaris tak beratap.
Evakuasi rumah warga yang terkena puting beliung. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Evakuasi rumah warga yang terkena puting beliung. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Gandung mengaku mendapat bantuan terpal sebagai atap sementara untuk rumahnya. Tapi terpal tersebut tak mampu menahan guyuran air hujan. Gandung pun terpaksa mencari pinjaman uang dari para tetangganya untuk memperbaiki atapnya.
"Rencana di(pasang) seng walau cuma satu kamar. Sudah habis seng 22 lembar. Satu seng Rp 66 ribu dikali 22 lembar, ya sekitar Rp 1 juta lebih. Sempat pinjam uang tetangga," ucap Gandrung.
Puting beliung di Yogyakarta. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Puting beliung di Yogyakarta. (Foto: Istimewa)
Hingga saat ini belum ada laporan perihal korban jiwa dari bencana angin puting beliung disertai hujan lebat itu. Menurut penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), aktivitas awan kumulonimbus menjadi penyebab kemunculan angin puting beliung.
ADVERTISEMENT
Awan berwarna abu-abu cenderung hitam yang memicu hujan dengan intensitas tinggi hingga puting beliung itu, diketahui tumbuh secara aktif dan bersifat lokal di wilayah DI Yogyakarta. Terlebih saat masa pancaroba dan peralihan musim, awan kumolonimbus lebih sering terbentuk.