Cerita Wisatawan saat Tsunami Banten: Anak Krakatau Keluarkan Lahar

23 Desember 2018 12:16 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Jalan Raya Anyer, Desa Cinangka. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Jalan Raya Anyer, Desa Cinangka. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tsunami di Pantai Anyer, Pandeglang, Banten, menjadi kisah memilukan para wisatawan yang menghabiskan libur akhir tahun di pantai yang menjadi salah satu tujuan wisata favorit itu. Salah satu saksi yang melihat langsung bencana itu adalah jurnalis Republika, Indira Rezky Sari.
ADVERTISEMENT
Wanita yang akrab disapa Kiki itu mengisahkan, dirinya sedang berlibur bersama keluarga di pantai Anyer saat ombak tsunami melanda sekitar tempat ia menginap. Pada pukul 21.30 WIB hal yang aneh sempat Kiki rasakan, ia mendengar suara ombak yang kencang.
"Jam setengah 10 itu ada bunyi 'kedebum' kencang sekali bunyinya, terus ngobrol sama suami 'oh ini ombak yah? wajar ya ombak' . Pas buka kamar di teras kok aneh ada air yang ngalir, tapi kok saya pikir enggak ada hujan. Bingung saja air apa, tapi ya sudah gitu aja," ujar Kiki, saat dihubungi kumparan, Minggu (23/12).
Air yang mengalir depan kamarnya tidak membuat panik Kiki dan keluarganya. Ia menganggap air yang mengalir akibat seseorang yang lupa menutup keran kamar mandi.
ADVERTISEMENT
Namun tak lama setelah bunyi ombak yang terdengar kencang, berlanjut suara panik warga yang terdengar dari luar kamar Kiki di Wisma Karang Bolong.
Kiki pun sempat panik karena banyaknya warga yang berdatangan di tempatnya ia menginap. Menurut penuturan warga, gelombang tinggi menerjang kamar hotel tempat wisatawan menginap. Mereka pun berlarian menyelamatkan diri menuju tempat Kiki menginap.
"Kamarku itu kira-kira 100 meter dari pantai terus begitu nengok ke arah pantai, tamu yang dekat dari arah pantai lari-larian ke arahku, itu dia cerita ada air besar banget masuk ke kamarnya," ujar Kiki.
Tak lama kemudian, kiki dan keluarga turut dievakuasi ke rumah warga yang jauh dari pantai. Sedangkan para wisatawan lainnya, banyak yang memilih pulang. Kiki sendiri tak berani untuk kembali ke Jakarta karena kondisi jalanan sekitar pantai yang dipenuhi dengan puing-puing. Ia menakutkan mobilnya tidak menjangkau kondisi jalanan di sekitar pasca tsunami tersebut.
ADVERTISEMENT
Kiki menyebut, selain melihat air masuk ke penginapannya, ia dan anak-anaknya juga melihat Gunung Krakatau mengeluarkan lahar. Namun hal tersebut tidak menjadikan Kiki berpikir akan terjadi sesuatu yang mengerikan.
"Tapi emang Krakataunya itu ramai banget ya. Abis maghrib itu saya dan anak-anak lihat Krakataunya keluar lahar. Dari kamar hotel kelihatan," lanjut Kiki.
Kini, Kiki dan keluarga sudah berada di Cilegon menuju Jakarta untuk kembali pulang ke rumahnya.