Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Cerita WNI di Kamboja: Tinggal di Apartemen Sekaligus Kantor, Tak Ada Libur
30 Juli 2022 20:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Para pekerja migran Indonesia yang dipekerjakan di sebuah perusahaan investasi bodong di Kota Sihanoukville, Kamboja, mengaku diberikan tempat kerja yang nyaman.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara bersama kumparan, salah satu pekerja bernama Hijau--bukan nama sebenarnya--mengungkapkan pihak pemberi kerja sengaja menciptakan ruang yang nyaman.
"Justru tempat kantornya nyaman. Dibuat nyaman mungkin, hanya saja tekanannya itu nggak bisa kita pungkiri," ujar Hijau saat berbincang lewat telepon, Sabtu (30/7).
Ia menceritakan, pekerja Indonesia diberi tempat tinggal di apartemen yang satu bangunan dengan tempat kerja.
"(Kita tinggal) di apartemen gitu. Jadi satu tempat dia, apartemen sama kantor. Kantor sama tempat tinggal karyawan itu satu tempat," ujarnya.
Meski begitu, mereka harus kerja selama tujuh hari penuh tanpa libur. Mereka pun bekerja dengan kondisi sangat ketat, beberapa kali ada pekerja yang kepalanya dijedotkan ke tembok karena telat semenit. Mereka bahkan tidak boleh keluar dari apartemen itu.
ADVERTISEMENT
Gaji yang diberikan oleh perusahaan pun, tidak sesuai dengan janji yang disampaikan perusahaan.
"Jadi itu gaji ditawarkan itu 800 sampai 1.000 dolar Amerika per bulan. Gaji yang kami terima enggak sesuai, dijanjikan 800 (dolar Amerika) tapi kita cuma terima 200, 300." katanya.
Sebelumnya, dilaporkan 60 WNI yang menjadi korban penipuan dan disekap di Kamboja. Hal tersebut terungkap pada Kamis (28/7) lalu.
Mereka sempat disekap sindikat perusahaan investasi palsu di Kota Sihanoukville, kota pelabuhan yang berada di bagian selatan Kamboja. Jarak antara ibu kota Phnom Penh menuju Sihanoukville dapat ditempuh selama 5 jam dengan berkendara mobil.
Berdasarkan informasi awal yang dihimpun, sebanyak 53 WNI telah menjadi korban penipuan berkedok lowongan kerja di Kamboja. Namun setelah dilakukannya penelusuran lebih lanjut oleh Polri beserta atase pertahanan KBRI Phnom Penh, angka korban naik menjadi 60 orang.
ADVERTISEMENT
"Data terakhir menunjukkan bahwa warga negara Indonesia yang disekap bukan sejumlah 53 orang namun bertambah menjadi 60 orang," jelas Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Jumat (29/7).
Ramadhan menyebut, saat ini WNI itu berada di Phum 1, Preah Sihanouk, Kamboja dengan titik koordinat 10°37'33.0"N 103°30'08.7"E.
Berkat penemuan titik koordinat itu juga, lanjut Ramadhan, diinformasikan pihak Kepolisian Kamboja telah berhasil berkomunikasi dengan beberapa perwakilan WNI yang diduga disekap.
Kasus ini ramai menjadi perhatian publik usai disorot oleh Ganjar Pranowo lewat media sosialnya. Melalui cuitannya di akun Twitter pribadi pada Jumat (29/7), Ganjar mengatakan puluhan TKI itu menjadi korban penipuan salah satu agen penyalur TKI.
"Mereka baru tahu apa pekerjaannya setelah sampe sana. Ternyata mereka disuruh kerja sebagai operator telepon. Jadi mereka disuruh menawarkan investasi bodong ke orang-orang indonesia. Karena tidak mau melakukan pekerjaan itu, mereka pun mendapat perlakuan tidak manusiawi," cuit Ganjar, Kamis (28/7).
ADVERTISEMENT