Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Cerita WNI di Kota Davao: Polisi dan Tentara di Mana-mana
24 Mei 2017 10:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Darurat militer diberlakukan di Kota Davao, Filipina Selatan. Kota ini berjarak 200 Km dari Kota Marawi yang direbut ISIS. Mencegah serangan seperti di Kota Marawi, kota terbesar di kawasan Filipina Selatan ini dijaga ketat polisi dan tentara.
ADVERTISEMENT
"Tentara dan polisi di mana-mana," kata Ajid, WNI yang tinggal di Davao saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Rabu (24/5).
Ajid sempat bepergian ke Pasar Bangkerohan. Di sepanjang jalan polisi dan bersenjata lengkap memberhentikan mobil yang melintas. Seperti di Jalan San Pedro, pemeriksaan dilakukan polisi.
Kota ini adalah Kota kelahiran Dueterte, Presiden Filipina. Kota ini dijaga ketat, karena kalau sampai jatuh ke tangan kelompok bersenjata Maute yang pro ISIS akan menjadi tragedi.
Sementara itu Ajid menyampaikan, dari informasi yang dia peroleh di Kota Marawi, di sana penduduk mulai diungsikan. Militer Filipina sudah masuk ke kota itu, namun beberapa lokasi jalan masih dikuasai kelompok ISIS.
ADVERTISEMENT