Cerita Zulfiqar, Berangkat Haji di Usia 19 Tahun karena Gantikan Ayah yang Sakit

11 Mei 2024 10:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zulfiqar, calon jemaah haji usia 19 tahun di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (11/5/2024).  Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Zulfiqar, calon jemaah haji usia 19 tahun di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (11/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Zulfiqar Mohammad Chairuddin merasa sedih bercampur senang. Di satu sisi ia bisa berhaji lebih cepat dari rata-rata jemaah lainnya, yaitu di usia 19 tahun. Di sisi lain, ia merasa sedih karena menggantikan jatah haji ayahnya yang sakit komplikasi.
ADVERTISEMENT
“Rasanya campur aduk, sih, kayak ada senangnya, ada sedihnya. Soalnya, kan, menggantikan bapak. Yang harusnya saya yang nganterin bapak, jadi bapak yang anterin saya,” ungkap Zulfiqar di Asrama Haji Pondok Gede, Sabtu (11/5).
“Senangnya alhamdulilah, ya, memang rezeki enggak ke mana,” tambahnya.
Zulfiqar sebelumnya tak pernah membayangkan bisa berangkat haji di usia muda, hingga di detik-detik akhir finalisasi keberangkatan, ayahnya dinyatakan tak bisa memenuhi syarat kesehatan.
Awalnya jatah haji ayahnya itu hendak diturunkan kepada kakak Zulfiqar. Namun sang kakak tak bersedia karena harus menyesuaikan dengan jadwal kerja dan tak bisa berangkat tiba-tiba. Akhirnya keluarga sepakat Zulfiqar berangkat bersama ibunya.
“Awalnya yang harus berangkat kakak saya cuma kakak saya setelah diomongin sama satu keluarga ternyata ada pekerjaan, jadi tidak bisa menyanggupi, jadi akhirnya saya,” ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Calon Jamaah haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (11/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Sebagai calon jemaah haji termuda, Zulfiqar mengaku punya tekanan mental sendiri. Terlebih dia akan membaur dengan jemaah lain yang seusia ayahnya.
“Agak bingung, sih, soalnya pengin komunikasi kayak gimana gitu oleh bapak-bapak. Mungkin nanti akan saya usahakan. Ya, mungkin perasaannya campur aduk karena belum yang sepantaran saya, mungkin kalau ketemu masih bisa diajak ngobrol,” cerita Zulfiqar.
Kendati begitu, dia siap menjalankan ibadah panjang. Di bawah keraguan dia menguatkan mental bahwa haji muda bukan suatu kesalahan.
“Insyaallah siap. Mungkin masih sedikit ragu ya, karena masih muda. Masih agak bingung aja, Mas, kenapa akhirnya saya bisa berangkat haji tahun ini,” ungkap dia.
Zulfiqar juga mengaku mendapatkan tugas dari ayahnya untuk menjaga ibu selama pelaksanaan haji. Ibu Zulfiqar adalah calon jemaah haji di usia senja.
ADVERTISEMENT
“[Pesan dari ayah] Agar sehat selalu, agar selalu menjaga ibu,” pungkasnya.