Cerobong Setinggi 80 Meter di Bandung Dirobohkan: Lukai Warga, Rusak Rumah

8 Desember 2022 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cerobong di Desa Cangkuang yang dirobohkan. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Cerobong di Desa Cangkuang yang dirobohkan. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
ADVERTISEMENT
Cerobong power plant setinggi 80 meter yang terletak di Desa Cangkuang Wetan dirobohkan pada pukul 13.00 WIB, Selasa (6/12/2022).
ADVERTISEMENT
Waktu roboh, guncangan dan serpihan materialnya melukai lima orang dan merusak sejumlah rumah di desa yang terletak di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, itu.
"Korban ada lima orang, satu di antaranya luka berat," kata Ujang Wartika, Ketua Rukun Tetangga (RT) 1, saat ditemui kumparan, Kamis (8/12/2022).
Ujang ketika ditemui di rumahnya. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
Ujang sudah curiga perobohan itu akan membahayakan. "Seperti menebang pohon, dari bawah. Itu kan tingginya 80 meter, seharusnya dikikis dulu dari atas," kata pria berusia 50 tahun itu.
Sudah begitu, tanah beserta berangkal yang dipersiapkan sebagai bantalan cerobong, tingginya hanya 2 meter. "Saya gak percaya bantalan (2 meter) itu, harusnya minimal 10 meter," kata Ujang.
Benar saja kecurigaan Ujang. "Bahkan rumah saya juga kena batu. Genting dan eternit pecah, tembok-tembok retak dan ambles sekitar 2 sentimeter," ujar Ujang.
Tembok retak di rumah Ujang. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
Menurut Ujang, bukan hanya Rukun Warga (perkumpulan antarkampung yang berdekatan—RW) 03 tempatnya saja yang terdampak. "Getarannya (terasa) sampai delapan RW," katanya.
ADVERTISEMENT

Kisah dari Korban Terparah

kumparan menemui Asep yang disebut Ujang sebagai korban dengan luka terparah.
Asep masih mengingat suara retakan cerobong yang membuat dia bergegas ke luar rumah—dan menemukan anaknya yang sedang bermain.
Insting membuat Asep segera menggendong sang anak.
"Anak saya, saya lempar ke sana (tempat yang aman), saya jatuh, batu menimpa (tubuh) ini," kata Asep.
Asep saat ditemui di rumah kontrakannya. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
Tangan kiri, lutut kanan, hingga pergelangan kaki kanan Asep terluka. Dia kini tidak bisa berangkat untuk berjualan mainan anak seperti hari-hari sebelumnya.
"Jalan (kaki) belum normal. Batunya gede, rumah aja ancur, apalagi tulang sama daging," kata Asep.
Rumah kontrakan Asep yang berjarak hanya 3 meter dari rumah Ujang pun rusak, genting dan eternitnya pecah kena batu.
Bolong di rumah kontrakan Asep. Dokumentasi Arif Syamsul Ma'arif/kumparan.
Asep masih bisa bersyukur lantaran tidak ada orang di dalam rumah. "Kalau ada yang tidur mah, abis ketimpa batu," katanya.
ADVERTISEMENT

Tak Ada Pemberitahuan

Ujang dan Asep kompak menyatakan tak ada pemberitahuan dari siapa pun ihwal eksekusi perobohan cerobong itu.
Kini warga telah menyita alat berat serta menghimpun kerugian. Mereka menuntut perusahaan membuka perundingan dan bertanggung jawab.
***
Laporan dari wartawan kumparan Arif Syamsul Ma'arif