China Alami Lonjakan Pasien dengan Gejala Flu Berat: Diduga Influenza A & HMPV

31 Desember 2024 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pasien di China. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasien di China. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
ADVERTISEMENT
Beredar video yang menunjukkan rumah sakit di berbagai wilayah China mulai kewalahan menghadapi lonjakan pasien dengan gejala flu berat sejak Desember 2024. Anak-anak hingga orang dewasa berdatangan dengan keluhan demam, pilek, pusing, hingga nyeri otot.
ADVERTISEMENT
Para ahli menduga penyebab utamanya adalah infeksi virus Influenza A tipe H1N1 dan Human Metapneumovirus (HMPV).
Menurut dokter penyakit menular di Rumah Sakit YouAn Beijing, Li Tongzeng, belum ditemukan jenis baru penyakit pernapasan dalam lonjakan kasus kali ini.
“Musim flu biasanya terjadi dari November hingga Maret di wilayah utara. Tahun ini, puncaknya datang terlambat, dengan peningkatan signifikan sejak pertengahan Desember,” ujarnya seperti dikutip dari China Daily pada Kamis (26/12).
Li menjelaskan, meski gejala flu H1N1 terasa berat—seperti pusing, lelah, hingga nyeri otot, sebagian besar pasien dengan kekebalan tubuh normal dapat pulih dalam lima hingga tujuh hari tanpa pengobatan khusus.
Namun, kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, ibu hamil, dan individu dengan daya tahan tubuh rendah berisiko mengalami komplikasi serius.
ADVERTISEMENT

Infeksi HMPV Semakin Meningkat

Bersamaan dengan lonjakan kasus flu, infeksi HMPV juga dilaporkan meningkat tajam.
Virus yang pertama kali diidentifikasi pada 2001 itu menyerang saluran pernapasan dan lebih sering ditemukan pada anak kecil, bayi, atau mereka dengan sistem imun lemah.
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, tingkat positif HMPV pada pasien usia 14 tahun ke bawah menunjukkan tren naik sejak awal Desember.
Dalam periode 2-8 Desember 2024, sebanyak 40 wabah mirip flu dilaporkan, dan tingkat deteksi virus flu meningkat di provinsi utara dan selatan.
Dokter menjelaskan bahwa gejala HMPV serupa dengan flu biasa, sehingga sulit dibedakan tanpa tes laboratorium.
Virus ini dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkiolitis, asma, hingga pneumonia pada kelompok tertentu.
ADVERTISEMENT

Pemantauan Ketat dan Teknologi Canggih

Seorang perawat Tiongkok memeriksa kesehata balita di rumah sakit di Hefei, provinsi Anhui, Tiongkok. Foto: AFP
Untuk mengatasi peningkatan infeksi saluran pernapasan, pemerintah China mulai memperketat pemantauan dengan melibatkan 1.041 rumah sakit sentinel di seluruh negeri.
Sistem ini memantau berbagai patogen pernapasan, termasuk COVID-19, influenza, dan HMPV.
Kepala divisi pengendalian penyakit menular, Lei Zhenglong, mengatakan China juga mengembangkan platform analisis berbasis teknologi canggih seperti big data dan kecerdasan buatan untuk memprediksi penyebaran penyakit.
“Kami sedang menjalankan program percontohan pemantauan pneumonia dengan penyebab tidak diketahui, yang akan diperluas secara bertahap setelah melalui penyempurnaan,” kata Lei.
Meski kasus flu dan infeksi lainnya meningkat, skala dan intensitasnya diklaim masih lebih rendah dibandingkan dua tahun sebelumnya.
Namun, Lei mengingatkan agar masyarakat tetap waspada hingga musim semi mendatang.