China dan Rusia Akan Kembali Gelar Latihan Perang Bersama

9 September 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri upacara penyambutan resmi di Beijing, China, Kamis (16/5/2024). Foto: Sputnik/Konstantin Zavrazhin/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri upacara penyambutan resmi di Beijing, China, Kamis (16/5/2024). Foto: Sputnik/Konstantin Zavrazhin/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
China mengumumkan akan kembali mengadakan latihan perang gabungan dengan Rusia pada bulan September ini, yang menegaskan hubungan erat antara kedua negara sejak invasi Rusia ke Ukraina. Hal itu disampaikan Kementerian Pertahanan China pada Senin (9/9).
ADVERTISEMENT
Latihan ini akan melibatkan angkatan laut dan udara dari kedua negara di langit dan perairan sekitar Laut Jepang dan Laut Okhotsk, lepas pantai Rusia.
Kementerian Pertahanan China menyatakan, latihan bertajuk "North-Joint 2024" ini bertujuan memperkuat kerja sama strategis antara militer China dan Rusia serta meningkatkan kemampuan menghadapi ancaman keamanan bersama.
Selain itu, kedua negara juga akan melakukan patroli maritim gabungan di Samudra Pasifik dan China akan berpartisipasi dalam latihan strategis Rusia "Ocean-2024".
Namun, China belum memberikan tanggal pasti kapan latihan tersebut akan dimulai.
Kapal angkatan laut dari Rusia dan China melakukan patroli militer maritim bersama di perairan Samudra Pasifik, Sabtu (23/10). Foto: Kementerian Pertahanan Rusia/via REUTERS
Kerja sama militer antara China dan Rusia semakin intensif dalam beberapa tahun terakhir, di tengah meningkatnya kecaman terhadap apa yang mereka sebut sebagai "hegemoni Barat" dan dominasi AS dalam urusan global.
ADVERTISEMENT
Kedua negara bahkan mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" pada awal 2022, tak lama sebelum Rusia menginvasi Ukraina.
Latihan gabungan ini terjadi setelah kedua negara melakukan latihan serupa pada Juli lalu di perairan dan wilayah udara sekitar Zhanjiang, China selatan.
Latihan kali itu dilakukan saat NATO memperingatkan bahwa China telah menjadi "pendukung yang menentukan" bagi Rusia dalam perang di Ukraina.
Keputusan itu memicu tanggapan keras dari Beijing dan memperingatkan blok militer yang dipimpin AS agar tidak "memprovokasi konfrontasi".
Sementara itu, hubungan ekonomi dan perdagangan antara Rusia dan China juga terus berkembang.
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping menghadiri upacara penyambutan resmi di Beijing, China, Kamis (16/5/2024). Foto: Sputnik/Konstantin Zavrazhin/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri China Li Qiang di Moskow pada Agustus, menegaskan kerja sama ekonomi antara kedua negara telah membuahkan hasil signifikan.
ADVERTISEMENT
Latihan perang gabungan ini menunjukkan komitmen kedua negara untuk mempererat kerja sama strategis mereka di tengah ketegangan global yang terus meningkat.