China: Kunjungan Ketua DPR AS ke Taiwan Berbahaya dan Provokatif

2 Agustus 2022 9:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR Amerika Seikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR Amerika Seikat, Nancy Pelosi. Foto: REUTERS/Joshua Roberts
ADVERTISEMENT
China mengulangi peringatannya atas campur tangan Amerika Serikat (AS) di Taiwan pada Senin (1/8/2022).
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu menyusul kabar kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi. Dia dijadwalkan melawat ke Taiwan pada Selasa (2/8/2022). Beijing menegaskan, rencana tersebut akan merusak hubungan China-AS.
"Kunjungan seperti itu tampaknya sangat berbahaya, sangat provokatif," ujar Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Zhang Jun, dikutip dari Reuters, Selasa (2/8/2022).
"Bila kunjungan seperti itu terjadi, itu juga akan merusak hubungan antara China dan Amerika Serikat," sambung dia.
Kolase foto: Bendera China dan Taiwan. Foto: AFP
Pendahulu Pelosi juga sempat singgah di pulau yang diklaim China itu pada 1997. Tetapi, Zhang menggarisbawahi, agenda mendatang tidak dapat dibandingkan dengan kunjungan terdahulu.
"Kesalahan awal tidak membuat kesalahan berikutnya menjadi sah," kata Zhang.
"Situasi di Taiwan juga berubah dengan dukungan dari beberapa kekuatan eksternal. Kecenderungan Taiwan menuju kemerdekaan semakin berkembang. Jika kita tidak mengambil tindakan yang tepat dan tegas untuk menghentikannya, maka situasinya bahkan mungkin di luar kendali," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, AS mengaku tidak terintimidasi ancaman dari China. AS mengatakan, Pelosi memiliki hak untuk mengadakan rencana tersebut.
"Kami tidak akan mengambil umpan atau terlibat dalam ancaman kekuatan militer. Pada saat yang sama, kami tidak akan terintimidasi," jelas Juru Bicara Keamanan Nasional AS, John Kirby.
Layar yang menampilkan pertemuan virtual Presiden Amerika Serikat Joe Biden dengan Presiden China Xi Jinping di sebuah restoran di Beijing, China. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
Zhang telah mendesak AS untuk menghormati komitmennya terhadap prinsip 'Satu China'. Presiden AS, Joe Biden, menegaskan kembali sikap tersebut pada pekan lalu. Saat itu, dia mengadakan panggilan telepon dengan Presiden China, Xi Jinping.
AS mengadopsi kebijakan yang menyatakan China sebagai pemerintah resmi Taiwan. Namun, AS memiliki kewajiban hukum untuk menyalurkan sarana mempertahankan diri bagi Taiwan.
Gedung Putih mengaku tidak akan mengubah kebijakan 'Satu China' terlepas dari kunjungan Pelosi. Tetapi, China tetap menuduh AS atas sikap standar gandanya di PBB.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, tindakan AS menantang kedaulatan China atas Taiwan. Tetapi, Washington justru menekankan prinsip kedaulatan untuk Ukraina setelah invasi Rusia. China lantas terus menyerukan peringatan kepada AS.
"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorial kami," tegas Zhang.