China Laporkan 140 Kasus COVID-19 Baru

16 Mei 2022 10:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengantre untuk swab tes COVID-19 saat lockdown di tengah pandemi penyakit coronavirus, di Shanghai, China, Senin (9/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengantre untuk swab tes COVID-19 saat lockdown di tengah pandemi penyakit coronavirus, di Shanghai, China, Senin (9/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komisi Kesehatan Nasional China pada Senin (16/5/2022) melaporkan adanya penambahan sejumlah 140 kasus penularan COVID-19, 69 di antaranya terdeteksi di Shanghai.
ADVERTISEMENT
Menurut badan kesehatan itu, Shanghai juga melaporkan sebanyak 869 kasus infeksi COVID-19 tak bergejala ditemukan pada Minggu (15/5/2022), dari total sejumlah 1.019 kasus infeksi tak bergejala di kota terpadat kedua di China itu. Terdapat sebanyak 4 kasus kematian akibat infeksi COVID-19 dalam 24 jam terakhir.
Sebanyak 627 pasien COVID-19 dipulangkan dari rumah sakit di hari yang sama seusai pemulihan. Tercatat sebanyak total 5.661 pasien COVID-19 saat ini yang menerima perawatan intensif di rumah sakit di China.
Warga mengantre untuk swab tes COVID-19 saat lockdown di tengah pandemi penyakit coronavirus, di Shanghai, China, Senin (9/5/2022). Foto: Aly Song/REUTERS
Dikabarkan Kantor Berita Xinhua, terdapat sejumlah 8 wilayah tingkat provinsi lainnya juga mengalami penambahan kasus COVID-19 lokal baru selain Shanghai.
"Beijing melaporkan sebanyak 36 kasus infeksi COVID-19 terjadi dalam 24 jam terakhir," kata Pang Xinghuo, seorang pejabat dari otoritas kesehatan Beijing, dikutip dari Kantor Berita ANI.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pihak berwenang China juga menganjurkan penduduk setempat untuk tetap berada di rumah dan melakukan tes asam nukleat dalam tiga hari ke depan.
Sebelumnya, Shanghai dan Beijing, dua kota terbesar di China, pada Senin (9/5/2022) kembali memperketat pembatasan COVID-19.
Pembatasan itu menimbulkan gejolak amarah dan frustrasi dari para penduduk kota tersebut, khususnya penduduk kota Shanghai.