China Perangi Pentas Tari Telanjang di Upacara Kematian

22 Februari 2018 18:30 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi striptis (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi striptis (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di beberapa daerah China, sebuah tradisi mempertontonkan penari telanjang atau striptis di upacara kematian adalah hal biasa. Pertunjukan erotis tersebut dipercaya mampu menghibur para keluarga atau pelayat yang dilanda duka.
ADVERTISEMENT
Semakin ramai upacara kematian tersebut, pihak keluarga akan semakin berbahagia. Keberuntungan, ya itulah anggapan mereka akan hal itu.
Namun, kini pemerintah China baru saja merilis larangan terhadap pertunjukan tarian telanjang di upacara kematian. Dilansir Telegraph pada Selasa (20/2), Kementerian Kebudayaan China mengatakan Januari lalu pihaknya sedang merencanakan pertemuan dengan penampil tarian telanjang, vulgar ataupun pornografi lainnya di upacara kematian, pernikahan, dan pesta Tahun Baru China.
Perang terhadap penari-penari telanjang di upacara kematian telah menjadi suatu hal yang panjang bagi China.
Pemerintah China pertama kali berusaha meruntuhkan tradisi ini pada 2006 lalu. Kemudian, tahun 2015 kampanye kedua dirilis. Pada kampanye yang kedua, pemerintah berfokus pada 19 kota di 4 provinsi, di antaranya adalah Henan, Anhui, Jiangsu, dan Hebei.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kebudayaan mengatakan praktik tersebut tidak beradab dan merusak nilai-nilai budaya dari bisnis hiburan.
Dalam pertunjukan tersebut terkadang disaksikan oleh anak-anak bahkan mereka yang masih balita. Tentu hal tersebut bukanlah stimulus yang baik. Moral akan menjadi taruhan untuk China ke depannya.
Beberapa komunitas masyarakat di perdesaan China mempercayai, hadirnya banyak orang di upacara kematian akan semakin menghormati kematian dan membawa keberuntungan. Entah keberuntungan macam apa yang dimaksud.
Namun, ada beberapa ahli yang mengatakan pertunjukan erotis itu bagian dari penyembahan kesuburan. Beberapa orang yang meninggal ingin diberkati dengan keturunan yang banyak.
"Menurut interpretasi dari antropologi budaya, pesta tersebut berasal dari penyembahan reproduksi. Oleh sebab itu, penampilan erotis di upacara kematian hanyalah sebuah atavisme (reinkarnasi) budaya," ungkap Profesor Kuang Haiyan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kampanye pemerintah China yang baru kali ini dibilang cukup unik. Pemerintah akan membayar mereka yang melaporkan adanya upacara kematian yang menyalahi aturan.
Media sendiri telah sering menyalahkan pertunjukan erotis yang menyebabkan peningkatan dekadensi moral dan materialisme keluarga China.
Keluarga di perdesaan China kini cenderung memamerkan penghasilan mereka dengan membayar aktor, penyanyi, komedian, dan terbaru, penari telanjang untuk menghibur orang-orang yang berduka.
Antropolog Moskowitz menjelaskan, tarian telanjang dalam pemakaman jadi cara tersendiri kelompok masyarakat memandang kematian.
Para ahli antropologi telah membagi kematian menjadi dua jenis, yaitu kematian biologis dan kematian sosial. Kematian biologis adalah saat jantung berhenti berdetak dan nyawa tidak ada lagi. Sementara, kematian sosial adalah ritual yang digelar untuk menunjukkan bahwa seseorang tidak lagi hidup.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa kebudayaan, ritual kematian dipenuhi dengan duka, kemurungan, pakaian serba hitam, atau sedu sedan. Sementara dalam kebudayaan lainnya, kematian ditanggapi dengan pesta pora, makan-makan, atau mabuk-mabukan, merayakan kehidupan jenazah, bukan meratapi kematiannya.