China Sangkal Virus Corona sebagai Teori Konspirasi

28 April 2020 14:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah relawan memberikan isyarat kepada staf medis dari Medical College Peking Union  di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, China. Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah relawan memberikan isyarat kepada staf medis dari Medical College Peking Union di Bandara Internasional Tianhe, Wuhan, China. Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Asal muasal virus corona hingga kini masih menjadi perdebatan. Laboratorium Wuhan yang dituding menjadi biang keladi menyebarnya corona ke penjuru dunia membantah dengan keras.
ADVERTISEMENT
Teori konspirasi menyebut virus corona disintesis oleh Wuhan Institute of Virology (WIV), sesuai dengan lokasi pertama kali teridentifikasi. Klaim itu diperkuat oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengaku pihaknya telah melakukan investigasi dan menemukan asal corona dari laboratorium Wuhan.
Profesor WIV dan Direktur Laboratorium National, Yuan Zhiming, membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya bertentangan dengan semua bukti yang ada.
“WIV tidak memiliki niat dan kemampuan membuat virus baru. Terlebih lagi, tidak ada informasi terkait dengan SARS-CoV-2 dibuat oleh manusia,” ujar Yuan dalam pernyataan tertulisnya seperti dikutip Reuters, Selasa (28/4). SARS-CoV-2 adalah nama lain virus corona asal Wuhan.
Sebelumnya, sempat beredar makalah ilmiah dari Indian Institute of Technology yang menyebutkan protein dari virus corona sangat mirip dengan HIV. Akan tetapi, mayoritas ilmuwan kini mempercayai virus corona berasal dari hewan liar yakni kelelawar dan trenggiling.
ADVERTISEMENT
“Lebih dari 70 persen penyakit menular berasal dari hewan, terutama hewan liar. Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita telah melihat semakin banyaknya risiko dari kontak dekat antara manusia dengan hewan liar, ditambah perubahan iklim dan semakin besarnya aktivitas manusia,” kata Yuan.
Yuan juga membantah teori konspirasi lainnya yang menyebutkan pihaknya sengaja melepas virus corona yang diambil dari kelelawar untuk tujuan penelitian.
“Fasilitas di lab ini canggih dan memastikan keamanan stafnya. Kami juga menjaga lingkungan sekitar dari kontaminasi,” tegasnya.
Pedagang menggunakan masker di Pasar Baishazhou Wuhan, Provinsi Hubei, China. Foto: AFP/Hector RETAMAL
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus corona diduga berasal dari kelelawar di China. Akan tetapi, mereka belum bisa memastikan bagaimana virus tersebut bisa menular ke manusia.
Yuan menyatakan pihaknya masih belum menemukan jawaban terkait asal virus corona. Dia merujuk kepada makalah yang dirilis oleh ilmuwan Inggris dan Jerman yang menyatakan corona mungkin pertama kali justru hadir di AS.
ADVERTISEMENT
“Melacak asal virus adalah pertanyaan ilmiah yang sangat menantang dengan penuh ketidakpastian,” kata Yuan.
Negara-negara Barat menuding China telah menutupi informasi kepada dunia ketika corona pertama kali teridentifikasi di Wuhan. Akan tetapi, pemerintah China membantahnya.
Yuan pun menegaskan institusinya berkomitmen untuk bersikap transparan dan akan menginformasikan data yang ada terkait dengan virus corona.
Docter Paul McKay melakukan riset di laboratorium Imperial College School of Medicine (ICSM), London, untuk menciptakan vaksin COVID-19. Foto: Tolga AKMEN / AFP
“Saya harap semua orang menyingkirkan prasangka dan sikap biasnya untuk menciptakan lingkungan yang rasional dalam melacak asal virus ini,” tandasnya.
Hingga kini, virus corona telah menginfeksi lebih dari 3 juta orang dan membunuh lebih dari 211 ribu orang. AS menjadi negara terparah dengan lebih dari 1 juta kasus dan sekitar 56 ribu tewas.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.