Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pesawat China Eastern Airlines jatuh menukik di area pegunungan provinsi Guangxi, China Selatan, pada Senin (21/3/2022). Dalam insiden ini, 123 penumpang dan 9 awak pesawat seluruhnya dinyatakan tewas.
Diberitakan dari Bloomberg, seorang pejabat senior dari pemerintah daerah otonom Guangxi, Zhang Zhiwen, mengatakan lebih dari 49.000 puing ditemukan selama pencarian. Pencocokan DNA untuk semua orang di dalam pesawat kabarnya juga telah selesai dan semua individu sudah diidentifikasi.
Dua black box pesawat Boeing 737-800 ini ditemukan dan dikirim ke Beijing untuk dianalisis pada pekan lalu. Penyelidik akan mencoba mengumpulkan momen-momen terakhir pesawat dengan meninjau data lintasan, ketinggian, kekuatan tumbukan, dan lalu lintas udara.
Laporan awal akan dibuat dalam waktu 30 hari pasca-kecelakaan, tetapi tidak akan menyertakan kesimpulan tentang penyebabnya. Berdasarkan peraturan internasional, negara-negara yang melakukan investigasi kecelakaan pesawat harus membuat laporan awal dalam waktu 30 hari. Laporan ini akan diajukan ke badan penerbangan PBB (ICAO) tetapi tidak perlu dipublikasikan.
ADVERTISEMENT
Kepala Keamanan CAAC (Civil Aviation Administration of China), Zhu Tao, mengatakan sementara laporan akhir mengenai jatuhnya pesawat akan diselesaikan dan diumumkan kepada publik setelah investigasi selesai. Tenggat waktu laporan akhir adalah satu tahun setelah insiden, meskipun terkadang bisa memakan waktu lebih lama.
Penerbangan bernomor MU-5735 dari Kunming itu sedang terbang di ketinggian sekitar 29.000 kaki (8.840 meter) dan sekitar 100 mil dari tujuannya di Guangzhou, China selatan, ketika tiba-tiba pesawat kehilangan ketinggian di atas kota Wuzhou.
Selama 1 menit dan 35 detik berikutnya, pesawat terjun vertikal dengan kecepatan yang hampir sama dengan kecepatan suara sebelum menghantam lereng gunung.
Penulis: Airin Sukono.