Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Cholil Nafis soal Libur Sekolah Saat Ramadan: Kaji Dulu Produktivitas Bagi Siswa
31 Desember 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis angkat bicara terkait usulan Kementerian Agama (Kemenag) untuk meliburkan sekolah selama bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Cholil menilai perlu adanya pengkajian mengenai produktivitas belajar selama bulan Ramadan sebelum wacana tersebut direalisasikan.
“Kita perlu mengkajinya dengan saksama tentang produktivitas belajar apakah terganggu karena berpuasa,” ujar Cholil Nafis kepada kumparan, Selasa (31/12).
Secara terbuka, MUI juga menerima ajakan diskusi bersama Kementerian Agama (Kemenag) untuk membahas usulan tersebut.
"Mengubah libur sekolah dan kenaikan kelas, tentu ini perlu kajian. Jika Kemenag mengajak diskusi MUI, tentu kami siap memberi masukan,” jelasnya.
Sehari sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bicara soal wacana pemerintah yang akan meliburkan sekolah selama satu bulan penuh saat bulan Ramadan 2025. Dia menegaskan wacana itu masih akan dibahas lebih lanjut.
"Sebetulnya, warga Kementerian Agama khususnya di pondok pesantren itu sudah libur [saat Ramadan]. Tetapi sekolah-sekolah yang lain juga masih sedang kita wacanakan, tetapi ya nanti tunggulah penyampaian-penyampaian," ujarnya usai acara muhasabah akhir tahun 2024 di Monas, Jakarta Pusat, Senin (30/12) malam.
ADVERTISEMENT
Ia juga menekankan bahwa libur panjang atau tidak, yang paling penting adalah kualitas ibadah di bulan Ramadan.
“Yang jelas bahwa libur atau tidak libur, sama-sama kita berharap berkualitas ibadahnya. Ramadan itu adalah konsentrasi bagi umat Islam, dan yang non-Muslim, mari kita saling menghargai,” ujar Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Kebijakan meliburkan sekolah selama sebulan penuh saat bulan Ramadan pernah diterapkan di era Presiden ke-4 RI, Abdurahman Wahid alias Gus Dur.