Cholil Nafis: Umat Islam Indonesia Peduli Lingkungan dan Perubahan Iklim

6 November 2023 17:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KH Cholil Nafis di pembukaan Global Faith Leaders Summit di Abu Dhabi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
KH Cholil Nafis di pembukaan Global Faith Leaders Summit di Abu Dhabi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua MUI KH Cholil Nafis menghadiri pembukaan Global Faith Leaders Summit di Abu Dhabi, Senin (6/11) pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Acara yang berlangsung 2 hari itu memberi kesempatan kepada muka agama-agama tentang pemanasan global dan perubahan iklim. Konferensi ini dihadiri oleh 30 negara tokoh lintas agama.
"Saya mewakili MUI menyampaikan tentang kepedulian umat Islam Indonesia untuk menjaga lingkungan dan perubahan iklim. Karena menjaga lingkungan berarti menjaga kehidupan umum. Kalau sampai tahun 250 pemanasan global tidak dapat diturunkan maka akan banyak bencana alam, seperti banjir, longsor dan kerusakan pulau," kata Cholil Nafis dalam siaran persnya.
Cholil Nafis mengatakan kepada para peserta konferensi, MUI telah memiliki lembaga khusus untuk menjaga lingkungan hidup dan mengeluarkan fatwa menjaga lingkungan hidup dan pemanasan global.
KH Cholil Nafis di pembukaan Global Faith Leaders Summit di Abu Dhabi. Foto: Dok. Istimewa
"Seperti fatwa tentang penambangan yang ramah lingkungan, air daur ulang dan penggunaan dana infak dan zakat untuk program pemulihan lingkungan hidup, air bersih, dan sanitasi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, tokoh agama punya tanggung jawab untuk mengubah perilaku manusia. Sebab, lanjut dia, memiliki banyak rujukan.
"Tokoh agama punya tanggung jawab untuk mengubah perilaku manusia karena tokoh agama jelas kitab rujukannya dan banyak umat pengikutnya maka sangat tepat menjadikan manusia sebagai subjek bukan objek teknologi untuk menjaga stabilitas alam," imbuhnya.
"Namun juga perlu diketuk hati nurani para pelaku eksploitasi alam dengan teknologi yang merusak ala dan pelaku perang yang menyebabkan kerusakan bumi dan menimbulkan pemanasan global. Artinya untuk mengatasi kerusakan dan perubahan iklim perlu ada kerja sama dari semua pihak. Karena alam ini bagaikan rumah yang kita tempati secara bersama-sama," tandas Cholil Nafis.