Cile Terapkan Darurat Nasional Usai Kebakaran Hutan Tewaskan 50 Orang Lebih

4 Februari 2024 12:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi usai kebakaran hutan di Vina del Mar, Chile, Sabtu (3/2/2024). Foto: Sofia Yanjari/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi usai kebakaran hutan di Vina del Mar, Chile, Sabtu (3/2/2024). Foto: Sofia Yanjari/REUTERS
ADVERTISEMENT
Pemerintah Cile memberlakukan status darurat nasional menyusul kebakaran hutan yang menghanguskan puluhan ribu hektar lahan di bagian tengah negara itu sejak Jumat (2/2). Kebakaran hutan yang disebabkan oleh gelombang panas dari fenomena El Nino tersebut telah menewaskan sedikitnya 50 orang.
ADVERTISEMENT
Adapun jumlah korban jiwa dan kerusakan diprediksi bertambah, seiring dengan petugas pemadam kebakaran yang masih berjibaku memadamkan kobaran api supaya tidak menyebar ke wilayah lain.
Wilayah dengan kerusakan terparah dilaporkan terjadi di Valparaiso — rumah bagi hampir satu juta penduduk, serta kota wisata pesisir Vina del Mar. Laju kecepatan angin yang tinggi menimbulkan kekhawatiran area terdampak kobaran api meluas ke perkotaan.
Dikutip dari Al Jazeera, Presiden Cile, Gabriel Boric memperingatkan, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat jika api tak segera dipadamkan. Sebab, sebanyak 19 orang dilaporkan telah tewas di hari pertama kebakaran terjadi — kemudian bertambah menjadi 51 orang keesokan harinya.
Kondisi usai kebakaran hutan di Vina del Mar, Chile, Sabtu (3/2/2024). Foto: Sofia Yanjari/REUTERS
"Semua pasukan dikerahkan untuk menanggulangi kebakaran hutan," tulis Boric melalui postingan di platform X, pada Sabtu (3/2).
ADVERTISEMENT
Proses pemadaman api yang diarmadai oleh helikopter dan truk-truk pemadam kebakaran berjuang keras mencegah kobaran api menyebar keluar dari wilayah Valparaiso dan Vina del Mar. Asap berwarna hitam tampak membubung di atas langit beberapa wilayah bagian tersebut.
Menteri Dalam Negeri Cile, Carolina Toha, mengakui kebakaran hutan memang lazim terjadi di negara Amerika Selatan itu — terlebih ketika musim panas. Namun, menurut Toha, kebakaran hutan yang terjadi di tahun ini menyebar dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Area yang terbakar saat ini jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu, [namun] saat ini jumlah hektare yang terdampak bertambah dengan sangat cepat," ujar Toha.
Sejak kobaran api terdeteksi pada Jumat (2/2), dilaporkan sebanyak 30 ribu hektare lahan telah hangus. Namun, area lahan yang terdampak meluas menjadi 43 ribu hektare pada keesokan harinya.
Kebakaran hutan yang membakar rumah warga di Vina del Mar, Chile, Sabtu (3/2/2024). Foto: REUTERS
Menurut otoritas kehutanan nasional Cile, CONAF, lebih dari 7 ribu hektare lahan telah dilalap api — itu pun di wilayah Valpraiso saja.
ADVERTISEMENT
Direktur Lembaga Kehutanan Nasional Valparaiso, Lenardo Moder, mengatakan meluasnya area terdampak kobaran api diakibatkan oleh kecepatan angin. "Kami mengalami angin berkecepatan hampir 40 atau 50 km [25-31 mil] per jam," jelas Moder.
"Angin ini kencang karena membawa daun, ranting, atau potongan kayu yang terbakar, dan masing-masing menciptakan api kecil yang tumbuh menjadi lebih banyak api," tambahnya.
Selain itu, Toha memperingatkan bahwa ada kemungkinan kobaran api akan menyebar ke wilayah lain dengan cepat, lantaran terdeteksi ada beberapa titik api aktif lain yang berkembang di dekat perkotaan.
"Di seluruh negeri, terdapat 92 titik api aktif, menyebabkan lebih dari 43.000 hektare [106.255 acre] terdampak oleh insiden tersebut," jelas Toha.
Kondisi usai kebakaran hutan di Vina del Mar, Chile, Sabtu (3/2/2024). Foto: Sofia Yanjari/REUTERS
Adapun kebakaran hutan ini disebabkan oleh gelombang panas dan kekeringan yang melanda Cile imbas fenomena El Nino. Selain itu, ilmuwan memperingatkan banyak negara di Amerika Selatan rentan mengalami dampak negatif perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Sementara suhu udara menyengat dan gelombang panas saat ini sedang melanda Cile dan Kolombia — negara Amerika Selatan lain seperti Argentina, Paraguay, dan Brasil terancam bakal menghadapi musibah serupa dalam beberapa hari ke depan.