Cinta Segitiga Maut: Ibu Ungkap Pesan Mencurigakan dari Hp Indri

4 Maret 2024 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.
zoom-in-whitePerbesar
Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satu per satu fakta kasus cinta segitiga maut terungkap. Endang (55 tahun), ibu dari Indriana Dewi Eka (25), menceritakan kejanggalan pesan WhatsApp dari Indri.
ADVERTISEMENT
"Kalau bahasa, ya kayak dari Indri, cuman kalau diteliti ternyata bukan. Cara nulisnya paling beda satu huruf-dua huruf," kata Endang saat ditemui kumparan di rumah kontrakannya di Jakarta Timur, Senin (4/3).
"Awalnya saya enggak menghiraukan, sampai kemudian polisi yang komunikasi," kata Endang.
Endang bercerita bahwa dirinya memiliki kebiasaan menjemput Indri. Misalnya saat Indri pulang malam, posisi sedang di mana, lalu Endang menjemput.
Pada Selasa, 20 Februari 2024, respons hp Indri berbeda.
"Ya dia enggak mau ditelepon, enggak mau angkat telepon. Pas ditanya 'Kamu di mana, coba shareloc (bagikan lokasi) tempatnya biar Ibu jemput', itu enggak mau," ujar Endang.
Pada Selasa itu Indri dibunuh. Diduga, komunikasi hp Indri dilakukan oleh pelaku.
ADVERTISEMENT

Sekilas Kasus

Indriana Dewi Eka. Dok: kumparan.
Indriana Dewi Eka dibunuh Didot Alfiansyah (pacar Indri, 24 tahun) dan Devara Putri Prananda (pacar pertama Didot, 25 tahun) lewat bantuan eksekutor (Muhammad Reza, 22 tahun).
Kasus ini dikenal sebagai kasus cinta segitiga maut: Didot sedang berpacaran dengan Devara (masuk ke tahun ke-5), lalu Didot berpacaran lagi dengan Indri (sudah 7 bulan).
Indri dan Didot satu kantor, Devara beda kantor.
Devara yang kemudian menyatakan "Indri harus disingkirkan dari muka bumi". Oleh polisi, ini disebut sebagai motif: Cemburu.