Ciptakan Invensi Harus Berdasarkan Kebutuhan Pasar Agar Dapat Dikomersialkan

27 April 2021 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Paten, DTLST, dan Rahasia Dagang, Dede Mia Yusanti saat mengisi webinar Paten dengan tema Strategi Meningkatkan Nilai Komersialisasi Paten, Senin (26/4). Foto: DJKI Kemenkumham
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Paten, DTLST, dan Rahasia Dagang, Dede Mia Yusanti saat mengisi webinar Paten dengan tema Strategi Meningkatkan Nilai Komersialisasi Paten, Senin (26/4). Foto: DJKI Kemenkumham
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Permohonan kekayaan intelektual (KI) di seluruh dunia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terlebih di era saat ini, KI selalu menjadi bagian penting dalam negosiasi perjanjian perdagangan internasional.
ADVERTISEMENT
Direktur Paten, DTLST, dan Rahasia Dagang, Dede Mia Yusanti mengungkapkan hal ini menunjukkan masyarakat dunia memerlukan pelindungan atas hasil karya kreativitas dan inovasi.
“Ini juga menunjukkan bahwa pelindungan KI berdampak pada ekonomi secara umum dan sangat berhubungan erat dengan perkembangan teknologi,” ujarnya saat mengisi webinar Paten dengan tema Strategi Meningkatkan Nilai Komersialisasi Paten yang tayang di kanal youtube dan instagram DJKI Kemenkumham, Senin (26/4).
Salah satu kekayaan intelektual yang menjadi indikator bekerjanya sistem inovasi nasional di dalam perekonomian suatu negara adalah hak paten. Semakin besar jumlah paten yang dihasilkan di sebuah negara menunjukkan semakin tingginya kapabilitas atau kemampuan untuk inovasi di negara yang bersangkutan.
Direktur Paten, DTLST, dan Rahasia Dagang, Dede Mia Yusanti saat mengisi webinar Paten dengan tema Strategi Meningkatkan Nilai Komersialisasi Paten, Senin (26/4). Foto: DJKI Kemenkumham
Menurut Dede, paten itu adalah untuk melindungi invensi di bidang teknologi. Akan tetapi, apabila invensi tersebut tidak mengandung unsur kemanfaatan ekonomi, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan inovasi.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita bicara mengenai inovasi, maka inovasi itu tidak sekadar semata-mata invensi, tetapi invensi yang mengandung unsur kemanfaatan ekonomi itulah yang kemudian menjadi inovasi,” ucapnya.
Untuk meningkatkan nilai ekonomis suatu produk, Dede mengutarakan kepada setiap peneliti bahwa sebelum meneliti, perlu meriset teknologi yang dibutuhkan masyarakat agar inovasinya kemudian dapat dikomersialkan.
“Yang pertama adalah harus melihat dan memprediksi kebutuhan pasar,” ungkap Dede.
Direktur Paten, DTLST, dan Rahasia Dagang, Dede Mia Yusanti saat mengisi webinar Paten dengan tema Strategi Meningkatkan Nilai Komersialisasi Paten, Senin (26/4). Foto: DJKI Kemenkumham
Dalam menghasilkan invensi yang dibutuhkan publik, Dede menyarankan para peneliti dapat memanfaatkan dokumen-dokumen paten yang telah habis masa pelindungannya dengan melakukan patent searching.
Patent searching ini penting karena data-data yang ada di dalam dokumen paten itu menunjukkan teknologi yang terkini,” kata Dede.
Setelah mendapatkan teknologi yang dibutuhkan pasar, maka para peneliti ini harus mulai melindungi invensinya dengan mendaftarkan paten ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
ADVERTISEMENT
“Makanya kenapa kita bisa memprediksi kebutuhan pasar dengan melihat tren dari pada perkembangan teknologi melalui database paten kemudian kita harus lindungi,” lanjutnya.
Apabila paten tersebut berhasil menarik pangsa pasar, tentunya memungkinkan pihak lain menggunakan invensi yang kita miliki. Di sinilah kita dapat mengeksploitasi paten tersebut melalui lisensi paten.
“Saat komersialisasi, pelindungan paten menjadi nilai yang sangat luar biasa pada saat kita memasuki tahapan eksploitasi dengan lisensi paten,” tutur Dede.