Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Citra Sederhana Keluarga Jokowi: Lain Dulu Lain Sekarang
9 September 2024 19:43 WIB
·
waktu baca 12 menitSaat membuka sidang kabinet di Istana Merdeka, Jakarta, jelang akhir Maret 2023, Presiden Jokowi mengutarakan kekesalannya soal gaya hidup hedon dan kegemaran pamer kekayaan yang dilakukan para pejabat negara. Dalam pidato lima menitnya, Jokowi menghabiskan empat menit untuk menyinggung hal itu seraya menekankan bahwa inti dari reformasi birokrasi adalah rakyat terlayani dengan baik secara efektif dan akuntabel.
Jokowi juga mengatakan, ia sudah membaca laporan soal kasus dua orang pejabat Kemenkeu yang disorot publik karena kekayaannya, yakni Kepala Bea Cukai Makassar Andhi Darmono dan pejabat Ditjen Pajak Rafael Alun Trisambodo. Kasus keduanya muncul dalam waktu berdekatan. Mereka kini sudah ditahan dan dipecat.
Saat itu di hadapan para menterinya, Jokowi yang berbicara di podium menunjukkan ekspresi marah dengan mengerutkan jidat dan sesekali mengulum bibir. Menurut Jokowi, rakyat pantas kecewa dengan kelakuan pamer harta para pejabat negara. Oleh sebab itu ia mengingatkan mereka untuk peka terhadap situasi. Ia juga meminta para menterinya aktif memberi pemahaman kepada bawahan soal apa saja yang boleh dan tidak boleh diperbuat seorang pejabat.
Keresahan Jokowi soal gaya hidup mewah pejabat juga ia sampaikan saat memberikan pengarahan kepada perwira tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia yang digelar tertutup di Istana Negara, 14 Oktober 2022. Ia menyoroti pemakaian barang mewah seperti mobil dan moge yang digunakan untuk “gagah-gagahan”.
“Kembali lagi, gaya hidup. Urusan kecil-kecil tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri. Urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh-temeh saja—sepatunya apa, bajunya apa, dilihat masyarakat sekarang ini,” kata Jokowi saat itu.
Jokowi yang lahir dari keluarga sederhana (sang ayah, almarhum Notomiharjo, merupakan tukang kayu di Solo) setidaknya sudah dua kali mengingatkan dan menegur jajarannya untuk menunjukkan kesederhanaan dalam berpenampilan. Kesederhanaan ini pula yang menjadi andalan Jokowi dalam kampanye menuju kursi Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden dua periode.
Kesederhanaan Jokowi bahkan dipampang dalam baliho saat kampanye Pilpres 2014 dengan tagline “Jokowi: Jujur, Merakyat, Sederhana.”
Citra sederhana tersebut menjadi salah satu hal yang mencuri perhatian publik hingga akhirnya mengantarkan Jokowi ke kursi kekuasaan. Pada periode pertamanya memerintah, Jokowi berupaya membuktikan bahwa kesederhanaan yang ia junjung bukan gimik belaka.
Saat menghadiri wisuda putra bungsunya, Kaesang Pangarep, di Singapura pada 21 November 2014, misalnya, Jokowi dan Iriana naik pesawat Garuda kelas ekonomi. Kala itu Jokowi berkata, ia naik pesawat komersil kelas ekonomi alih-alih pesawat kepresidenan lantaran kepergiannya untuk urusan pribadi.
Itu sebabnya, lanjut Jokowi, ia tak menggunakan fasilitas negara meski beberapa paspampres tetap mendampingi demi pengamanan. Jokowi juga berkata, ia lebih menyukai naik pesawat ekonomi agar bisa menyapa rakyat secara langsung.
Semasa bersekolah di Anglo-Chinese School Singapura, Kaesang yang saat itu masih berusia 19 tahun juga tidak pernah berkata bahwa ia anak Presiden. Guru Fisika Kaesang, Ho Wee Kwong, mengatakan Kaesang selalu rendah hati soal keluarganya.
Pada 2022, saat Ramadan, seorang warganet juga sempat bercerita di medsos bahwa ia bertemu Kaesang di pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur menuju Jakarta. Menurutnya, Kaesang terbang tanpa pengawalan dan berbuka puasa seadanya.
Sementara itu, kakak Kaesang, Kahiyang Ayu, pada 2014 tidak lolos seleksi CPNS Pemkot Surakarta. Hal ini semakin membangun citra bahwa keluarga Jokowi memang berbeda karena tidak memanfaatkan ordal alias orang dalam atau pengaruh orang tua.
Ketika itu, Jokowi kepada publik mengatakan bahwa anak-anaknya, baik Kahiyang, Gibran Rakabuming, maupun Kaesang, tidak ada yang tertarik terjun ke politik. Dia menyebut anak-anaknya sudah berhasil menjadi wirausahawan sukses tanpa mendompleng nama besar orang tuanya.
Sepanjang periode pertama kepemimpinannya, Jokowi berhasil membangun citra sebagai pemimpin sederhana yang layak jadi panutan.
Di awal periode keduanya, citra sederhana keluarga Jokowi masih terjaga. Pada KTT G20 di Bali pada November 2022, misalnya, penampilan Iriana menuai pujian publik. Sebagai tuan rumah, Iriana tampil sangat sederhana dibanding tamunya.
Kala itu Iriana tampil sederhana dalam balutan kebaya dan kain tenun Bali bernuansa merah muda, senada dengan kerudung yang ia kenakan. Tak terlihat pernak-pernik mencolok seperti kalung berlian atau tas mewah.
Kini Semua Berbeda
Lain dulu, lain sekarang. Perilaku keluarga Jokowi pada periode pertama tak mencerminkan perangai mereka di periode kedua. Kini, anak-anak dan mantu Jokowi nyatanya tak sungkan terjun ke jagat politik.
Gibran bakal jadi wakil presiden termuda dalam sejarah Indonesia, dengan catatan pencalonan diwarnai cacat etik. Sementara Kaesang menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meski tak pernah dikader jadi anggota. Berikutnya, suami Kahiyang, Bobby Nasution, menjadi Wali Kota Medan dan kini mengincar kursi Gubernur Sumatera Utara dengan sokongan koalisi Prabowo.
Puncaknya, yang memicu kemarahan publik adalah ketika Kaesang baru-baru ini bepergian dengan jet pribadi Gulfstream bersama sang istri, Erina Gudono, ke Amerika Serikat. Untuk menumpang jet pribadi itu diduga makan biaya USD 13–20 ribu USD untuk satu jam perjalanan. Persoalan makin besar karena unggahan medsos Erina yang memotret jendela jet itu berbarengan dengan unjuk rasa besar di tanah air untuk menolak revisi UU Pilkada—yang salah satunya dapat memuluskan jalan Kaesang jadi cawagub.
Unggahan Erina yang berikutnya saat membeli roti seharga Rp 400 ribu dan membeli stroller bayi yang diduga seharga Rp 20 juta lebih, makin bikin rakyat antipati. Ia dianggap menunjukkan gaya hidup newah dan tidak peka terhadap situasi ekonomi sulit yang dirasakan kebanyakan rakyat Indonesia.
Belakangan, foto Kahiyang bersama Bobby yang juga naik pesawat jet pribadi terungkap dan ikut ramai dibahas netizen di medsos. Bobby tak menampik keaslian foto itu. Ia mengatakan, pemakaian pesawat jet itu berasal dari dana pribadi, bukan hasil gratifikasi. Ia pun mempersilakan jika ada pihak yang hendak mengecek hal tersebut.
“[Pesawat dipakai] tanggal berapa, jam berapa, punya siapa, pakai dana siapa. Kalaupun itu bukan punya sendiri, tapi sewa, uangnya dari mana, silakan dicek,” kata Bobby.
Selain soal pesawat pribadi, koleksi tas dan perhiasan Iriana beserta anak dan menantunya kini juga tak lepas dari sorotan. Lagi-lagi dalam unggahan medsos Erina, ia memperlihatkan sesi foto bersama Iriana saat menghadiri akad nikah Adityo Rimbo Galih Samudro, putra Anwar Usman dan Idayati, adik Jokowi, pada 22 Juni lalu.
Dalam potret itu, tampak Erina dan Iriana berkebaya merah. Keduanya mengenakan kalung berlian yang mengesankan kemewahan dan karenanya kemudian jadi omongan orang. Warganet ramai-ramai mengulik kalung, anting, hingga gelang berlian yang dipakai Iriana dan diprediksi senilai ratusan miliar rupiah.
Erina juga tampak memakai kalung berlian. Berikutnya, masih dalam rangkaian acara yang sama, Iriana dan Erina tampak berganti busana dengan kebaya berwarna hijau tosca. Bukan cuma ganti kebaya, kalung berlian mereka pun berganti. Dan dalam potret yang diunggah Kaesang, terlihat Iriana menenteng tas hitam dari rumah mode Chanel yang diduga tipe Mini Square seharga USD 6.395 atau Rp 104 jutaan.
Koleksi tas mewah Selvi Ananda juga pernah ditelisik publik di media sosial. Dalam beberapa kali kesempatan, terlihat Selvi seperti menenteng tas Hermes jenis Birkin Etoupe Togo Leather with Gold Hardware seharga USD 32.500 atau sekitar Rp 522 juta.
Selvi juga pernah terlihat membawa tas Hermes hitam jenis Birkin 30 Black Togo Rose Gold Hardware dengan harga USD 29.000 atau setara Rp 459 juta. Belum lagi tas Hermes seri Kelly 30 CM Blue Sapphire Navy Epsome Sellier Bag yang harganya mencapai USD 25.750 atau setara Rp 407 juta yang juga pernah ditenteng Selvi.
Netizen juga sempat menelusuri sejumlah koleksi tas Kahiyang Ayu. Tas-tas mewah itu terlihat dari sejumlah foto Kahiyang di akun Instagramnya. Saat menghadiri salah satu fashion show desainer ternama, misalnya, Kahiyang memegang tas Dior Lady D-Joy senilai USD 4.800 atau setara dengan Rp 74,4 juta. Ada pula tas Louis Vuitton jenis Capucines seharga sekitar Rp 124 juta.
Erina yang jadi bulan-bulanan netizen tak luput dikuliti koleksi tasnya. Salah satunya Hermes Kelly 25 Sellier Nata Epsom Leather berwarna putih yang dipakai saat umroh beberapa bulan lalu. Tas itu di marketplace dijual dengan kisaran harga Rp 400 juta sampai 500 juta. Ada pula Hermes B25 Etoupe Togo Leather dengan harga diperkirakan sama.
Gaya hidup mewah belakangan makin bikin gusar karena masyarakat dihantui berbagai kesulitan seperti jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) yang meningkat, rencana pemerintah memotong gaji pegawai untuk iuran pensiun tambahan, menaikkan pajak pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen, dan lain-lain.
“Perilaku hidup sederhana yang dicitrakan ternyata [realitanya] tidak seperti itu. Publik tahu dari fesyen yang dikenakan oleh keluarga [Jokowi] itu seperti apa. Apalagi sekarang gaya hidupnya yang jetset, publik tahu. Jadi pencitraan melalui fesyen murah yang dipotret sedemikian rupa di masa lalu itu tidak lebih dari upaya untuk memperoleh dukungan publik ketika pemilu,” kata peneliti Pukat UGM Zaenur Rohman.
Terkait hal ini, Istana enggan menanggapi. Para jubir Istana mengatakan, mereka tak berwenang soal itu. Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi menyatakan, hal itu akan ditanggapi oleh pihak lain, bukan pemerintah.
Menelisik Bisnis Kaesang
Sorotan gaya hidup parlente Kaesang akhir-akhir ini membuat kumparan mencoba mendatangi 2 usaha kuliner Kaesang yang masih bertahan yakni Yang ayam yang terletak di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat dan Sang Pisang di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Meski kedua bisnis itu tidak bisa memotret seluruh kekayaan Kaesang, setidaknya bisa sedikit menggambarkan keberhasilan sebagai seorang pebisnis.
Gerai Sang Pisang yang didominasi warna kuning, tampak sepi saat kumparan kunjungi pada Rabu 4 September 2024. Dilihat dari luar pagar, gerai yang ada dalam halaman hotel tersebut terlihat sedikit pengunjung. kumparan memantau aktivitas pengunjung dan pembeli pada jam makan siang, pada pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, hari itu. Hasil pantauannya, hanya ada satu pembeli dari ojek online yang menjemput satu kotak pesanan. Dalam jangka waktu 2 jam itu, pembelinya hanya dua, ditambah kami yang turut mencicipi dan mencoba memesan menu Sang Pisang. Kami memesan Banana Split, pisang goreng yang dibubuhi avocado-oreo, harganya Rp 25.000.
Dua pramusaji perempuan berjaga di sana. Mereka enggan menyebutkan jumlah pengunjung dan pembelinya hari itu dengan alasan rahasia perusahaan. "Ramai kok, ramai terus kok," kata salah satu penjaganya. "Banyaknya pesan Go-food," tambah penjaga lainnya menimpali. Gerai yang fokus kepada menu pisang nugget itu tidak luas, hanya tersedia sekitar 10 kursi untuk pengunjung. Sudut lainnya kemudian dimanfaatkan sebagai dapur sekaligus tempat kasir.
Gambaran serupa juga terjadi di resto Yang Ayam saat kumparan mengunjungi di hari yang sama. Resto dengan logo ayam jago berwarna hitam dan putih itu sepi pengunjung saat jam makan siang yakni pukul 12.30 hingga 14.00 WIB. Resto yang diapit toko buku dan supplier produk beauty care itu hanya memiliki 4 meja makan. Selama hampir 2 jam mengamati di sana, hanya kumparan yang datang untuk makan di tempat, stok ayam dan nasi di etalase pun tidak tersedia dalam jumlah banyak.
Terdapat 4 karyawan yang berjaga di hari ini namun mereka terlihat lebih banyak menganggur menunggu datangnya pembeli atau orderan online yang tak kunjung datang.
Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman berpandangan sebenarnya KPK bisa mendalami dugaan adanya gratifikasi terhadap Kaesang dengan melihat keberhasilan bisnis sebagai salah satu poin. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada KPK untuk mendalami apakah pesawat privat jet Gulfstream G650ER milik Garena Online Private LTD yang dipakai Kaesang masuk dalam kategori gratifikasi atau tidak.
“Karena setahu saya usaha-usaha-usaha Kaesang itu banyak yang tidak menggembirakan gitu, ada yang tutup atau bahkan sepi. Ini kan tetap gaji karyawan, tetap beli bahan baku, tetep bayar pajak, tetep bayar listrik, nah ini bagaimana, kan dari rangkaian itu. Nah itu yang bisa jadi didalami oleh KPK juga,” kata Boyamin.
Sebelum terjun sebagai seorang politikus mengikuti jejak Jokowi, Kaesang merupakan pengusaha yang memiliki 17 bisnis yang bergerak di sejumlah bidang seperti kuliner, games hingga saham. 17 usaha Kaesang yakni Sang Pisang, Sang Javas, Siap Mas, Goola, Kerjaholic, Tugas Negara Bos, Ternak Lele, Mangkokku, Truz Official, Madhang, iColor, Saham Rakyat, Ternakopi, Let's Toast, Hompimpa Games, Enigma Champ dan Yang Ayam. Segudang bisnis itu ia rintis bersama Gibran dan sejumlah kolega bisnisnya seperti Chef Arnold dan Kevin Hendrawan.
Dari deretan bisnis tersebut beberapa di antaranya sudah gulung tikar didominasi bidang kuliner seperti Ternakopi, Sang Javas, Siap Mas, Madhang dan Goola. Kaesang pun membentuk perusahaan bersama GK Hebat untuk pengolahan makanan dan minuman yang menjadi platform akselerator UMKM yang didirikan pada tahun 2019 lalu. Di GK Hebat, Kaesang menjabat sebagai CEO & Co-Founder.
Viralisme dalam Pemberantasan Korupsi
Fenomena no viral no justice tampaknya bukan hanya berlaku di institusi Kepolisian, tetapi juga KPK dalam penindakan korupsi. Sebelum ini KPK sudah mengusut dua kasus gratifikasi eks pejabat Kemenkeu, Adhi Darmono dan Rafael Alun Trisambodo, yang sama-sama bermula dari kebiasaan sang anak flexing kekayaan di medsos sampai viral.
Berkaca pada kedua kasus tersebut, Boyamin Saiman dari MAKI sebagai salah satu pihak yang membuat aduan elektronik ke KPK mengenai dugaan gratifikasi kepada Kaesang, berpandangan seharusnya lembaga antirasuah itu tidak terburu-buru menyatakan Kaesang tidak bisa diperiksa hanya karena ia bukan pejabat negara.
Menurutnya, KPK tidak perlu gagap dalam menangani aduan soal Kaesang yang merupakan anak presiden karena dorongan masyarakat. Sebaiknya, KPK mendalami terlebih dahulu aduan yang ada sebelum memutuskan apakah layak dilanjutkan atau tidak.
“Sebenarnya monggo aja, kewenangan KPK boleh aja. Tapi kan dalam konteks dulu Alun Trisambodo, Bea Cukai Jogja atau Bea Cukai Makassar, itu kan juga mencari bukti -bukti dulu, baru yang bersangkutan diklarifikasi, ditemukan dugaan gratifikasi, ditemukan dugaan suap, dan juga TPPU, baru ditingkatkan penyidikan, ditetapkan tersangka, dan dibawa ke pengadilan,” kata Boyamin.
Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika menegaskan tak ada tekanan kepada pihaknya dalam menangani aduan terhadap Kaesang. Meski Kaesang adalah anak Presiden, dia memastikan seluruh laporan akan diperlakukan sama.
“Kami memperlakukan semua laporan itu sama. Kalau memang saudara K ini dibutuhkan untuk proses tersebut, tentunya akan dilakukan pemanggilan. Itu kembali lagi tergantung penilaian, penelaahan, dan pengumpulan informasi yang sekarang ini ada di Direktorat PLPM [Penerimaan Layanan Pengaduan Masyarakat],” tutup Tessa.