Coba Putus Rute Suplai Hizbullah, Israel Serang Jalan Penghubung Suriah-Lebanon

10 Oktober 2024 16:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berjalan melewati jalanan yang rusak imbas serangan Israel di perlintasan perbatasan Masnaa dengan Suriah, Lebanon, Jumat (4/10/2024). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga berjalan melewati jalanan yang rusak imbas serangan Israel di perlintasan perbatasan Masnaa dengan Suriah, Lebanon, Jumat (4/10/2024). Foto: Mohamed Azakir/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan Israel menghantam jalan penghubung Suriah-Lebanon pada Kamis (10/10). Pemantau perang menyebut aksi Israel ditujukan untuk memutus rute suplai senjata Hizbullah.
ADVERTISEMENT
Sejak dua pekan Israel meningkatkan serangan ke sasaran Hizbullah di Lebanon. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, tewas akibat operasi militer Israel itu.
Hizbullah adalah kelompok politik yang memiliki pasukan paramiliter — berdiri pada 1982 untuk melawan Israel yang menginvasi Lebanon.
Menurut keterangan pemantau perang Suriah yang bermarkas di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, wilayah yang diserang Israel berada di kawasan Quseir di sisi perbatasan Suriah.
Peta Palestina, Lebanon, Israel, dan Suriah. Foto: Dimitrios Karamitros/Shutterstock
"Pesawat tempur Israel menyerang target, menargetkan jalan penghubung Suriah dan Lebanon," ucap mereka seperti dikutip dari Reuters.
Ketua kelompok itu, Rami Abdel Rahman, menjelaskan kejadian ini tidak menelan korban. Tapi, tidak bisa dipastikan apakah jalanan penghubung itu rusak atau tidak.
Serangan Israel dikonfirmasi kantor berita Lebanon, National News Agency. Mereka mengungkap Israel menggunakan drone dalam serangan tersebut.
ADVERTISEMENT
Aksi pada Kamis ini kurang sepekan dari serangan serupa. Saat itu pesawat tempur Israel menghantam Masnaa di Lebanon dan memutus rute pengiriman senjata Hizbullah — kelompok berpengaruh di Lebanon yang didukung Iran.
Adapun semenjak meningkatkan serangan ke Lebanon sejak 23 September 2024, lebih dari 400 ribu warga setempat kehilangan tempat tinggal.
Sedangkan korban jiwa, berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Lebanon, sudah mencapai 2.000 jiwa.