Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Š PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Coca-Cola Ajak Generasi Milenial Sadar Kelola Sampah Plastik
14 November 2017 18:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Sampah masih menjadi masalah yang besar bagi bangsa Indonesia. Ironisnya, tingkat daur ulang sampah di Indonesia masih rendah.
ADVERTISEMENT
Rendahnya tingkat daur ulang di Indonesia tersebut berbanding terbalik dengan semakin banyaknya sampah konsumsi masyarakat setiap tahunnya. Di kota sebesar Jakarta, sampah konsumsi masyarakatnya mencapai 7.000 ton per hari.
Melihat permasalahan tersebut, Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) bersama dengan Ancora Foundation menginisiasi gerakan bertajuk âGerakan Plastic Rebornâ. Gerakan ini merupakan program yang mengajak generasi milenial untuk membangun pemahaman dan perilaku kelola sampah plastik sebagai bentuk gaya hidup (lifestyle).
Gerakan ini melibatkan setidaknya 60 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan 30 universitas di Jabodetabek. Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam gerakan 'Plastic Reborn' adalah melakukan school trip ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang dan Rumah Pemulihan Material (RPM) Waste4Change di Bekasi, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
kumparan (kumparan.com) pada Selasa (14/11) berkesempatan untuk mengikuti serangkaian acara school trip tersebut. Sebanyak 41 siswa SMA dan sejumlah guru dari 60 SMA dilibatkan dalam kegiatan school trip ke TPA Bantargebang dan RPM Waste4Change.
Setibanya di TPA Bantargebang, para siswa diajak untuk mendengarkan paparan dari Kepala âUnit Pengolahan Sampah Terpadu (UPST) Bantargebang, Asep Kusâwanto. Dalam paparannya, Asep menjelaskan pengelolaan sampah di TPA Bantargebang saat ini jauh lebih baik dari sebelum diswakelola Pemerintah DKI Jakarta.
âSejak diswakelola Dinas Lingkungan Hidup DKI, tempat ini banyak mengalami kemajuan dalam pengelolaan sampah. Saat ini TPA Bantar Gebang telah menjadi tempat belajar tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar,â ujar Asep di TPA Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui seluk beluk perkembangan TPA Bantar Gebang, para siswa kemudian diajak untuk melihat tumpukan sampah di lokasi outdoor TPA Bantargebang. Moment ini disebut sebagai âOh Momentâ, artinya para siswa diperlihatkan secara langsung kondisi sampah masyarakat Jakarta yang berada di TPA Bantargebang.
Setelah melihat-lihat tumpukan sampah, para siswa diajak untuk melakukan kegiatan pemilahan sampah atau kegiatan âShock Momentâ. Di sini para siswa diminta untuk memilah sampah secara langsung dengan tangan mereka dan membaginya ke dalam 5 jenis sampah, yakni organik, anorganik, kertas, B3, dan residu.
Setelah itu, para siswa diajak untuk berdiskusi bersama dengan Chief Executive CCFI Titie Sadarini, Chief Executive Officer Ancora Foundation Ratri Wuryandari, dan Founder Greeneration Foundation and Waste4Change, Mohammad Bijaksana Junerosano. Pada kesempatan ini para pembicara diminta untuk menjelaskan tujuan dari adanya âGerakan Plastic Rebornâ dan pentingnya pengelolaan sampah.
Titie mengatakan, melalui âGerakan Plastic Rebornâ dan school trip ke TPA Bantargebang serta RPM Waste4Change, maka dapat memberikan suatu pemahaman yang berkelanjutan mengenai pengelolaan sampah, terutama sampah plastik bagi generasi milenial. Harapannya, gerakan ini dapat memunculkan komunitas-komunitas muda peduli lingkungan dan dapat menginspirasi masyarakat.
ADVERTISEMENT
âEdukasi sangat penting, tetapi hal itu saja tidak cukup. Kita bisa melihat bermunculan komunitas-komunitas muda yang semakin peduli dengan permasalahan sampah. Ini artinya pemahaman terhadap isu ini semakin besar. Karenanya dibutuhkan untuk menghadirkan inspirasi positif sambil terus memberdayakan mereka sebagai perubahan positif," ujar Titie.
Titie menjelaskan âGerakan Plastic Rebornâ ini didesain dengan mengintegrasikan tiga hal utama bagi generasi milenial. Tiga hal tersebut, yakni education, empower, dan inspire.
â"Poin pertama, education difokuskan untuk memprovokasi pemikiran dan aksi perubahan yang positif. Melalui pilar ini kegiatan dititikberatkan pada proses pemilahan sampah botol kemasan plastik melalui pendistribusian collection drop box di 60 SMA dan universitas. Para siswa ini diajak langsung melihat kondisi TPA Bantar Gebang," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Poin kedua, yakni empower difokuskan untuk memfasilitasi terciptanya kolaborasi strategis dalam pemanfaatan sampah kemasan plastik menjadi barang bermanfaat yang bernilai ekonomi. Empower menitikberatkan pada proses pengolahan dan up-cyling dari sampah kemasan plastik yang terkumpul melalui kegiatan collection drop box di sekolah dan kampus.
"Lalu, poin ketiga yakni inspire diâfokuskan untuk membentuk cara pandang baru terhadap kemasan plastik bukan sebagai sampah tetapi material yang bernilai jika dikelola dengan benar," terang Titie.
Selain itu, Chief Executive Officer Ancora Foundation Ratri menyebut pelibatan para siswa dan mahasiswa dalam âGerakan Plastic Rebornâ agar mereka menjadi agen perubahan tentang pengelolaan sampah yang baik dan bernilai ekonomis. âDengan sadarnya dan partisipasi generasi milenial maka dapat mewujudkan Indonesia yang lebih besar,â imbuh Ratri.
ADVERTISEMENT
Tak kalah penting, pendiri Greeneration Foundation and Waste4Change Mohammad Bijaksana Junerosano mengatakan dalam pengelolaan sampah perlu adanya suatu gerakan dan pendekatan yang kolaboratif dengan melibatkan seluruh aktor, tak hanya pemerintah, namun juga masyarakat dan dunia usaha. Bahkan dibutuhkan suatu partisipasi dari generasi milenial.
âGerakan kolaboratif ini tentu penting untuk terus digaungkan, khususnya dalam rangka mengubah perilaku masyarakat melihat sampah sebagai komoditas yang dapat dikembangkan,â terang pria yang akrab di sapa Sano tersebut.
Setelah berdiskusi dengan para pembicara, ke-41 siswa dan guru diajak untuk melihat RPM Waste4Change. Di sini para siswa diperlihatkan pengolahan limbah plastik untuk diubah menjadi serpihan-serpihan plastik yang dapat digunakan untuk pembuatan barang-barang bernilai ekonomis.
Salah seorang siswa peserta school trip dari SMAN 42 Jakarta, Syahrian Naufal Alfarizy, menilai kegiatan seperti ini sangatlah penting dan bermanfaat bagi generasi milenial. Pasalnya dapat memberikan pengetahuan baru mengenai pengelolaan sampah yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
âBerkesan, semoga terus dilanjutkan karena sangat penting buat remaja zaman sekarang. Membuka wawasan baru kepada kami biar makin kebuka pikirannya tentang lingkungan yang semakin kotor dengan pengelolaan sampah yang lebih baik,â ungkap Naufal.
Setelah mengikuti acara ini, Naufal beserta ke-40 siswa lainnya didaulat menjadi agen perubahan pengelolaan sampah. Tugas mereka adalah menggalakkan dan mengkomunikasikan pentingnya pengelolaan sampah kepada teman-teman di sekolahnya dan lingkungan sekitarnya.
Selain itu, para siswa juga diminta untuk merencanakan proyek pengelolaan sampah yang baik. Tim terbaik akan mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan proyek tersebut di sekolah mereka.
Sebagai informasi, kegiatan school trip ke TPA Bantar Gebang dan RPM Waste4Change merupakan rangkaian pertama dari âGerakan Plastic Rebornâ yang akan dilaksanakan hingga tahun 2018. Sejak Oktober 2017, âGerakan Plastic Rebornâ telah diawali dengan kampanye #MulaiDariGue dengan menempatkan 100 wadah sampah khusus botol plastik di SMA serta universitas di Jakarta dan Bekasi.
ADVERTISEMENT