Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
PT Coca-Cola Indonesia menginisiasi pembentukan Packaging Recovery Organization (PRO), yakni sebuah organisasi untuk mengelola sampah kemasan dalam mendorong penerapan ekonomi sirkular.
ADVERTISEMENT
PRO dibentuk bersama beberapa perusahaan yang tergabung dalam Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE).
Public Affairs and Communications Director PT Coca-Cola Indonesia, Triyono Prijosoesilo, menjelaskan PRO dibentuk untuk membantu mengatasi persoalan banyaknya sampah kemasan yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, juga sebagai bentuk tanggung jawab PT Coca-Cola Indonesia yang termasuk penghasil sampah kemasan.
“Dalam menjalankan visi world without waste, Coca-Cola memiliki komitmen berkelanjutan terhadap bisnis yang dijalankan secara positif dan bertanggung jawab. Kami melihat kemasan pascakonsumsi merupakan sumber daya bernilai tinggi yang memiliki manfaat ekonomi,” ujar Triyono dalam acara Plastic Reborn di WeWork Menara Astra, Jakarta, Kamis (5/12).
Melalui PRO, mereka berupaya mendorong agar industri manufaktur mendesain ulang kemasan agar lebih mudah didaur ulang, dan juga ramah lingkungan. Lebih jauh, Triyono mengatakan lewat model ekonomi sirkular itu, sampah kemasan bisa diubah menjadi barang yang berguna.
ADVERTISEMENT
“Dalam model ekonomi sirkular, plastik kemasan pasca-konsumsi dilihat sebagai material yang bisa digunakan berkali-kali. Baik melalui closed loop, dari botol jadi botol lagi. Atau open loop, menjadi tas, pakaian,” jelasnya sembari menunjukkan tas laptop serta pakaian hasil daur ulang sampah kemasan.
Dalam diskusi itu, Kasubdit Industri Plastik dan Karet Hilir Kementerian Perindustrian, Rizky Aditya Wijaya, mengapresiasi lahirnya PRO. Rizky antusias karena potensi industri daur ulang sampah kemasan ini sangat besar.
“Daur ulang sampah rumah tangga masih berada di level 15,22 persen. Jika sampah kemasan plastik pascakonsumsi dapat dikelola dan dioptimalkan, produksinya bisa mencapai 2 juta ton per tahun. Saat ini baru 1,3 juta ton (produksinya),” tutur Rizky.
Total hingga saat ini sudah ada enam perusahaan penginisiasi organisasi kolaborasi PRO, yakni Coca-Cola, Danone, Unilever, Nestle, Indofood, serta Tetra Pak Indonesia. Namun, menurut Triyono, Coca Cola juga akan mengajak sebanyak-banyaknya perusahaan untuk ikut mengelola sampah kemasan.
ADVERTISEMENT
“Ke depan kami ingin yang lain ikutan, karena kan packaging yang beredar bukan hanya dari 6 perusahaan ini. Perusahaan lain banyak yang cukup peduli. Cuma mereka belum tahu gimana caranya,” tutur Triyono.