Corona Arcturus Sasar Anak-Lansia, Vaksinasi Gratis Harus Digencarkan Lagi

18 April 2023 10:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anggota Komisi IX DPR Netty Prasetiyani meminta pemerintah menggencarkan surveilans di tengah kenaikan kasus COVID-19 jelang Lebaran. Apalagi varian Arcturus sudah masuk dan lebih menular.
ADVERTISEMENT
"Tingkatkan testing dan tracing, terutama di pintu kedatangan luar negeri dan di perbatasan wilayah atau daerah yang menjadi tujuan mudik lebaran 2023," kata Netty kepada wartawan, Selasa (18/4).
Netty juga meminta agar pemerintah memfokuskan strategi penanganan kasus terhadap kelompok rentan seperti lansia agar tidak terpapar varian Arcturus.
"Varian baru ini menyasar kelompok-kelompok rentan seperti lansia, anak-anak dan orang yang belum divaksin. Pemerintah perlu memfokuskan strategi penanganan pada kelompok-kelompok tersebut," katanya.
Tak hanya peningkatan surveilans, politikus PKS itu juga meminta pemerintah memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang varian Arcturus ini agar masyarakat waspada.
"Jelaskan gejalanya, bagaimana penanganannya dan cara mencegah penularannya. Jangan sampai masyarakat lengah karena merasa pandemi telah selesai," katanya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan pemerintah juga perlu menggalakkan kembali program vaksin gratis nasional. Menurut Netty, pemerintah bisa membuat skema program mudik gratis dengan syarat mau divaksin saat pendaftaran program tersebut.
"Program vaksin gratis harus digencarkan lagi agar individu yang belum divaksin bisa dengan mudah mengakses vaksin di faskes terdekat," katanya
"Hal ini tentunya akan semakin meningkatkan capaian vaksin nasional," tutup Netty.
Sejauh ini, Kemenkes telah mengkonfirmasi penambahan varian baru COVID-19 Arcturus atau XBB 1.16 hari ini. Saat ini terdapat 7 kasus dengan mayoritas di DKI Jakarta.