Corona Belum Reda, Kini Difteri Mewabah di Peru

7 November 2020 6:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas membawa pasien COVID-19 dalam kapsul evakuasi saat tiba di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Rebagliati, di Lima, Peru. Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas membawa pasien COVID-19 dalam kapsul evakuasi saat tiba di Unit Perawatan Intensif Rumah Sakit Rebagliati, di Lima, Peru. Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP
ADVERTISEMENT
Di tengah penularan corona yang masih terjadi, Peru melaporkan wabah baru di negaranya, yakni difteri. Namun pemerintah Peru menyebut difteri sudah bisa dikendalikan.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Peru mengatakan, wabah difteri di negara Amerika Selatan itu telah berhasil dikendalikan dan hanya wabah kecil. Difteri di Peru ini baru muncul kembali selama 20 tahun. Otoritas kesehatan Peru telah meluncurkan peringatan epidemiologi nasional akhir bulan lalu.
"Sejauh ini, penyelidikan dan pengendalian memungkinkan kami untuk mengatakan bahwa tidak ada kasus tambahan pada wabah keluarga yang telah diidentifikasi," kata Wakil Menteri Kesehatan Luis Suarez dikutip dari AFP, Sabtu (7/11).
Difteri merupakan penyakit yang menyerang selaput lendir pada hidung serta tenggorokan, terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini disebabkan infeksi bakteri corynebacterium diphtheriae.
Dalam kasus di Peru, kasus difteri terungkap di daerah La Victoria di ibu kota Lima. Adapun dari seluruh kasus terinfeksi, ada dua korban meninggal.
Petugas pemakaman memindahkan peti jenazah ke forklift untuk dimakamkan di pemakaman di Angel Cemetery, di Lima, Peru. Foto: REUTERS/Sebastian Castaneda
Salah satu korban meninggal yakni seorang gadis berusia 5 tahun yang telah vaksinasi saat lahir tetapi tidak pernah menerima vaksinasi lanjutan terprogram yang akan mengimunisasikannya selama satu dekade. Korban kedua yakni seorang wanita berusia 69 tahun yang meninggal pada Rabu (4/11).
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan kemudian menggalakkan kampanye vaksinasi darurat di daerah korban meninggal tinggal. Setidaknya 7.000 orang menerima vaksinasi.
“Kami berharap dengan vaksinasi 7.000 orang, wabah di La Victoria dapat diatasi. Tidak ada alasan untuk menimbulkan kewaspadaan nasional, juga tidak perlu dilakukan hari vaksinasi khusus untuk difteri saat ini,” kata Suarez.
Kasus difteri ini membuat Peru berencana melakukan vaksinasi terhadap 5 penyakit akhir pekan ini. Di antaranya yakni vaksin difteri dan influenza.