Corona Centaurus yang Pertama Muncul di India Kini Sudah Ada di Jakarta-Bali

18 Juli 2022 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Varian baru SARS-CoV-2 kembali muncul di Indonesia. Ahli virus menyebut saat ini varian Omicron BA 2.75 atau Centaurus ini telah teridentifikasi 3 kasus, 2 kasus di Jakarta dan 1 kasus di Bali.
ADVERTISEMENT
“Benar teridentifikasi 2 di Jakarta dan 1 di Bali. Tidak perlu cemas, selama imunitas penduduk terus ditingkatkan dengan booster,” ujar Ahli Epidemiologi UI Pandu Riono kepada kumparan, Senin (18/7).
Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada awal Mei. Kini BA.2.75 juga telah terdeteksi di sekitar 10 negara lain, termasuk Inggris, AS, Australia, Jerman dan Kanada dan bahkan Indonesia.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) menetapkannya sebagai "varian dalam pemantauan" pada 7 Juli. Artinya ada beberapa indikasi bahwa itu bisa lebih menular atau terkait dengan penyakit yang lebih parah.
Pandu menegaskan meskipun varian baru ini diperkirakan lebih mudah menular dari varian sebelumnya seperti Omicron BA.4 dan BA.5, masyarakat tidak perlu khawatir sebab keparahannya dapat dikurangi dengan melakukan vaksinasi booster.
ADVERTISEMENT
“Lebih mudah menular, tapi bisa dicegah dengan prokes dan keparahan bisa ditekan dengan booster. Nggak usah cemas,” jelas Pandu.
Dikutip dari Guardian, selain pertumbuhannya yang cepat dan penyebaran geografis yang luas, ahli virologi dunia juga mengingatkan oleh banyaknya mutasi ekstra yang terkandung dalam BA.2.75 yang kemungkinan besar telah berevolusi.
“Ini bisa berarti bahwa virus ini memiliki kesempatan untuk mengembangkan keunggulan dibandingkan garis keturunan virus yang sudah sukses,” kata Dr Stephen Griffin, ahli virologi di University of Leeds.
Munculnya varian baru ini tampaknya membenarkan tindakan pemerintah untuk memberlakukan wajib booster sebelum masuk fasilitas umum guna meningkatkan kekebalan imunitas kelompok yang mulai berlaku 17 Juli 2022.