Corona di Malaysia Melonjak Lagi Usai Pilkada, Sekolah dan Tempat Ibadah Ditutup

13 Oktober 2020 2:23 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas kebersihan memberisak pegangan tangan pada salah satu mal di Kuala Lumpur, Malaysaia, Senin (4/5). Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas kebersihan memberisak pegangan tangan pada salah satu mal di Kuala Lumpur, Malaysaia, Senin (4/5). Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
ADVERTISEMENT
Melonjaknya kasus corona membuat pemerintah Malaysia kembali memberlakukan pembatasan. Pergerakan masyarakat di wilayah ibu kota Kuala Lumpur, Selangor, Sabah, dan Putrajaya akan diperketat selama dua pekan mulai Rabu (14/10).
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, Selasa (12/10), selama pembatasan sosial, sekolah dan tempat ibadah akan kembali ditutup. Warga hanya akan diizinkan meninggalkan rumah untuk kegiatan penting seperti berbelanja. Kegiatan olahraga dan wisata di Malaysia akan kembali dilarang.
Cara berbagai negara hadapi pandemi corona Foto: REUTERS
Sebagian besar sektor bisnis masih akan diizinkan beroperasi untuk memulihkan perekonomian Malaysia usai lockdown pada Maret lalu. Setelah ada penurunan kasus, pembatasan perlahan memang sempat dilonggarkan, sekolah tatap muka kembali digelar.
Namun akhir-akhir ini, kasus corona harian di Malaysia kembali meningkat di angka ratusan sejak Pilkada di Sabah digelar. Publik menyalahkan politikus yang memaksakan Pilkada digelar tahun ini.
Antrean di kasir sebuah supermarket, usai wabah virus corona, di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (16/3). Foto: REUTERS/Lim Huey Teng
"Sepatutnya PRN (Pilkada) Sabah tidak diadakan," kata Mantan Perdana Malaysia, Mahathir Mohamad.
"Cost-nya tinggi. Bukan saja uang ringgit, tetapi juga serangan COVID-19. Dari Sabah berkembang ke Semenanjung (Malaysia)," tegas dia.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Malaysia memiliki 16.220 kasus positif. Per Senin, terdapat penambahan 563 kasus positif dan 2 kematian baru. Adapun akumulasi kasus meninggal sebanyak 159 orang dan kasus sembuh sebanyak 16 ribu orang.