Corona Jakarta Mulai Turun, tapi Kasusnya 2 Kali Lipat dari Gelombang Pertama

26 Juli 2021 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta memaparkan terkait Kondisi Terkini IGD Rumah Sakit di Jakarta. Foto: Youtube/PEMPROV DKI JAKARTA
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta memaparkan terkait Kondisi Terkini IGD Rumah Sakit di Jakarta. Foto: Youtube/PEMPROV DKI JAKARTA
ADVERTISEMENT
Situasi COVID-19 di Jakarta mulai perlahan menunjukkan perbaikan. Mulai dari adanya penurunan positivity rate, jumlah kasus aktif, bahkan kematian harian akibat corona. Tetapi, bukan berarti Ibu Kota sudah baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menegaskan kondisi pandemi di Jakarta sama sekali belum aman. Hal ini bisa dilihat dari tingginya jumlah kasus positif aktif.
“Kita harus berhati-hati memaknai ini, kasus aktif hari ini masih 64 ribu, artinya apa 64 ribu itu? Artinya hari ini ada 64 ribu orang yang sudah dinyatakan positif dan belum dinyatakan sembuh,” papar Anies dalam jumpa pers kondisi IGD rumah sakit Jakarta, Senin (26/7).
Kondisi Terkini IGD Rumah Sakit di Jakarta. Foto: Youtube/PEMPROV DKI JAKARTA
Menurut Anies, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan puncak corona Jakarta pada gelombang pertama.
“Jadi di Jakarta, tercatat 64 ribu orang yang hari ini positif COVID-19 belum sembuh, dan angka 64 ribu ini adalah dua kali lebih tinggi dibandingkan puncak gelombang pertama yang lalu,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, positivity rate COVID-19 Jakarta turun dari 45% menjadi 25%. Pemakaman dengan protokol ketetapan corona turun di bawah 200 pemakaman per hari. Kasus aktif dalam 10 hari terakhir menurun, dari 113 ribu menjadi 64 ribu.
Meskipun tren menunjukkan penurunan yang cukup signifikan, Anies meminta warga Jakarta untuk tidak lantas berpuas diri.
“Jangan sampai gelombang perbaikan yang sekarang sudah mulai terasa ini lalu berhenti atau malah berbalik kemudian naik lagi, kenapa? Karena kita lengah, karena kita kendur, karena kita tidak disiplin. Jadi tetap jaga prokes kapan pun di mana pun, dan terus kurangi mobilitas jika tidak perlu,” pungkasnya.