Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Corona Muncul Lagi di Wuhan, Kegiatan Bisnis dan Transportasi Ditutup
27 Juli 2022 11:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kota metropolitan itu memperketat kebijakan pembatasannya di Distrik Jiangxia. Daerah tersebut memiliki lebih dari 900.000 penduduk.
Disadur dari Reuters, Jiangxia akan memberlakukan pembatasan hingga tiga hari mendatang. Pihaknya mendesak warga untuk tidak meninggalkan distrik itu dan mendorong pelancong agar tidak memasukinya.
Distrik tersebut turut melarang penduduk mengadakan acara yang mengundang kerumunan besar. Otoritas juga tidak memperbolehkan mereka untuk makan langsung di restoran.
Tempat hiburan umum, pasar produk pertanian, dan klinik kecil telah mulai ditutup. Pemerintah setempat akan menangguhkan layanan bus dan kereta bawah tanah pula.
Perintah itu menyusul dua kasus infeksi baru pada Selasa (26/7/2022). Otoritas kesehatan mendeteksi kasus-kasus tersebut selama pengujian rutin. Pihaknya kemudian menemukan dua kasus lainnya dari kontak dekat para pasien tersebut.
China berpegang teguh pada kebijakan nol-COVID. Negara itu bergantung pada pengujian massal, pembatasan mobilitas, serta karantina kasus ketat untuk membendung penyebaran klaster baru.
ADVERTISEMENT
Para analis telah mengkritik strategi tersebut lantaran merusak ekonomi. Kendati demikian, langkahnya telah membantu Wuhan mengendalikan jumlah kasus.
Wuhan adalah kota yang menjadi sorotan saat virus corona muncul akhir 2019 lalu. Dua studi dalam jurnal Science menemukan, pusat pandemi corona adalah sebuah pasar hewan di Wuhan. Penelitian baru itu diterbitkan pada Selasa (26/7/2022).
Para peneliti masih berupaya menjawab pertanyaan perihal asal virus itu dengan menilik kemungkinan penularan alami dari hewan ke manusia atau kecelakaan laboratorium. Sebab, jawabannya dapat mencegah pandemi berikutnya.
Studi pertama menganalisis pola geografis kasus corona selama Desember 2019. Pihaknya menemukan, kasus pertama virus itu berkerumun di sekitar Pasar Huanan.
Studi kedua memeriksa data genomik dari kasus-kasus pertama untuk melihat evolusi awal virus corona. Penelitian itu menyimpulkan, virus corona tidak mungkin beredar luas antara manusia sebelum November 2019.
ADVERTISEMENT
Michael Worobey dari University of Arizona ikut menulis kedua studi tersebut. Sebelumnya, dia menduga bahwa virus itu adalah hasil dari kebocoran laboratorium. Namun, Worobey telah mengubah pandangannya.
"Sekarang saya juga berpikir tidak masuk akal bahwa virus ini diperkenalkan dengan cara lain selain melalui perdagangan satwa liar di pasar Wuhan," terang Worobey, dikutip dari AFP, Rabu (27/7/2022).